Nenek Sebatang Kara dapat Perhatian IMM

Nenek Sebatang Kara dapat Perhatian IMM

START NEWS – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) Padangsidempuan menyalurkan bantuan uang tunai dan beras kepada nenek Rosiah Lubis, Minggu (3/4) kemarin.

04042016-0010-IMM1

Bantuan yang mereka serahkan itu berupa uang tunai sebesar Rp5,5 juta dan bantuan sembako berupa beras sebanyak 5 karung. Bantuan ini diharap bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan hidup nenek Rosiah, misalnya keperluan biaya makan, berobat, memasang instalasi listrik, air bersih dan sebagainya.

Bantuan berupa uang tunai dan sembako diserahkan Ketua IMM, Aulia Azhari Nasution bersama Ketua Umum Serikat Mahasiswa dan Masyarakat Anti Korupsi (Simmak) Abdul Rahman Saleh Smj bersama sejumlah kader dan jajaran pengurus.

Abdul Rahman Saleh Smj mengatakan Bantuan ini digalang rekan-rekan pengurus selama beberapa pekan terakhir, ini bentuk solidaritas sosial dan rasa prihatin kami melihat kehidupan yang dialami nenek Rosiah, sehingga tergerak naluri  kawan-kawan untuk menggalang bantuan meringankan beban nenek yang tingga sebatang kara.

Sementara itu, Ketua IMM Padangsidempuan Aulia Azhari Nasution mengharapkan rakyat menderita seperti nenek Rosiah ini diperhatikan Pemkab Madina, karena pihaknya yakin masih banyak rakyat miskin yang butuh bantuan kita khususnya Pemerintah.

Rosiah Lubis, nenek berusia tujuh puluh lima tahun ini tinggal sebatang kara di Desa Hutabaringin Kecamatan Siabu, selama dua tahun terakhir. Nek Rosiah Lubis tidak dapat berbuat apapun, jangankan bekerja mencari nafkah, berjalan saja ia tak bisa. Sehari-hari ia hanya mampu ‘Ngesot’ kesana-kemari, apalagi di rumah mungilnya itu, ia tidak mempunyai sarana air bersih maupun sumur untuk kebutuhan sehari-hari.

Nenek Rosiah Lubis didampingi Sambut Pulungan (44) menyampaikan ungkapan terima kasih mereka kepada jajaran pengurus IMM dan Simmak Madina.

Seperti diberitakan sebelumnya, nenek Rosiah Lubis tidak bisa berjalan selama dua tahun  terakhir, apapun yang ingin dilakukan dia hanya bisa ngesot. Sedihnya lagi, nenek yang tinggal sebatang kara ini sudah terbiasa menahan lapar karena tidak punya beras. Selain itu, di rumah berukuran sekitar 3×4 meter itu tidak ada sumur atau sarana air bersih, ia terpaksa minta bantuan dari anak-anak tetangga mengambilkan air untuk keperluan memasak nasi dan keperluan buang hajat.

Nenek Rosiah tak bisa jalan karena mengalami patah tulang di kakinya. Dari cerita nenek Rosiah, ia menderita patah tulang akibat korban kecelakaan sekitar dua tahun yang lalu. Ketika itu, dia hendak menyeberang di jalan lintas untuk mengikuti Shalat jamaah di Mushalla.

Metro Tabagsel

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...