Tas Hilang, Keluarga Curigai Teman Korban

Tas Hilang, Keluarga Curigai Teman Korban

ilustrasiSTART NEWS – MADINA – Polres Tapsel terus bekerja keras untuk mengungkap misteri kematian Sakri Edi Lase (45), yang ditemukan tewas bersimbah darah dengan leher nyaris putus. Sedangkan pihak keluarga menduga kuat, korban dibunuh oleh temannya sendiri.

Otisa Halawa (25), istri Sakri Edi Lase, tampak terduduk lemas di lantai kamar mayat RSUD Kota Padangsidimpuan, Minggu (7/2). Pandangannya tak lepas dari jenazah suaminya yang sedang divisum dan dijahit di bagian leher.

Ibu lima anak ini mengaku tidak tahu apa penyebab suaminya meninggal. Begitu juga dengan hal-hal yang janggal atau perasaan aneh sebelum korban ditemukan tewas di rumah warga yang berjarak sekitar 2 kilometer sebelum mendapati kediaman mereka.

Jumat (5/2) lalu sekitar pukul 08.00 WIB, adalah hari terakhir Otisa dan anak-anaknya bertemu dengan kepala keluarga mereka. Di hari itu, suaminya juga tidak ada sedikit pun menujukkan sikap yang aneh.

Biasanya, sekali kiraan, suaminya selalu membawa pulang uang sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta.

Suaminya bekerja sebagai tukang kebun di kebun sawit milik warga Kota Psp yang dikenalnya bermarga Tanjung. Suaminya juga sudah seperti orang kepercayaan yang empunya kebun, sampai-sampai marga Lase suaminya (marga suku Nias, red) diganti menjadi marga Tanjung.

Soal barang-barang korban yang hilang, Otisa juga tidak dapat memastikannya. Namun, tas sandang kecil yang biasa dibawa suaminya tidak ditemukan.

Hal yang sama juga diakui Tolina Halawa (23), Adik Kandung Otisa ini juga tahu bagaimana perilaku korban yang tidak lain adalah abang iparnya itu.

Menurutnya, sewaktu korban ditemukan, kondisinya sudah meninggal dengan luka di bagian leher dan nyaris putus. Selain itu, korban juga ditemukan hanya mengenakan celana dalam dan berada persis di teras rumah warga yang diketahui bernama Otoli Gulo atau lebih dikenal panggilan Ama Cahaya (Ayah Cahaya,red).

Begitu juga, soal dugaan siapa orang yang melakukan pembunuhan tersebut. Pria yang bekerja sebagai petani ini juga menduga teman korban yang saat itu pergi ke Psp ikut bersama dengannya.

Rupanya sebelum dibawa ke RSUD Kota Psp, jenazah korban sempat hendak dimakamkan pihak keluarga. Namun, karena ada dugaan tindak kejahatan, jenazah pun akhirnya dibawa untuk dilakukan visum.

“Kita juga heran, kenapa pihak keluarga seperti tertutup. Apalagi sempat jenazah mau dimakamkan mereka,” ungkap salah seorang petugas Polres Tapsel yang sempat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) namun sudah dalam kondisi bersih.

“Saat ke sana pun kondisi TKP sudah bersih, bahkan mayat sudah dibersihkan. Begitu juga dengan genangan darah yang ada di lokasi ditemukan pun tak nampak lagi,” sambung petugas dan merasa kesal dengan sikap warga yang mengambil inisiatif yang ujungnya menyulitkan petugas untuk mengungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana SIK melalui Kasat Reskrim AKP Jama K Purba SH saat ditanyai mengenai perkembangan kasus tersebut mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Begitu juga dengan teman korban yang terakhir kali bersamanya, masih dalam pencarian.

Untuk motif kejahatan yang diduga pembunuhan itu juga belum diketahui. Begitu juga, untuk menguatkan petunjuk dan proses penyidikan, pihaknya juga berencana  melakukan olah TKP di lokasi korban pertama kali ditemukan tewas bersimbah darah.

Sumber : Metro Tabagsel

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...