Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana untuk mengumumkan sanksi baru kepada China pada Kamis (22/3/2018) waktu setempat.
China dituduh melakukan pencurian kekayaan intelektual dari pelaku usaha AS. Juru bicara kepresidenan Raj Shah mengatakan kepada AFP, pemerintah AS telah melakukan penyelidikan terhadap upaya pemerintah China untuk memaksa, menekan, dan mencuri teknologi, dan kekayaan intelektual.
Sanksi tersebut diberikan setelah bertahun-tahun perundingan tentang masalah tersebut gagal menghasilkan kesepakatan. Sanksi yang diberikan diperkirakan terkait tarif dagang dan lainnya.
Rencana pengumuman sanksi untuk China memicu ketakutan akan terjadinya perang dagang yang lebih luas. Dilansir dari BBC, negosiator perdagangan ternama AS Robert Lighthizer mengatakan kepada anggota Kongres, AS akan memberikan tekanan maksimum kepada China, di sisi lain juga berdampak minimum kepada konsumen AS.
Menurutnya, melindungi kekayaan intelektual sangat penting bagi perekonomian AS. “Ini masalah yang sangat penting. Kami pikir mungkin hal penting yang akan dilakukan terkait dengan menyeimbangkan kembali perdagangan,” katanya.
AS memiliki bukti bahwa China telah mewajibkan perusahaan untuk menjalin kemitraan lokal ketika masuk ke negaranya, sehingga perusahaan ditekan melakukan transfer teknologi.
Selain itu, China diklaim terbukti mengarahkan investasi di AS ke industri strategis dan melakukan serta mendukung serangan siber.
Temuan ini berasal dari peninjauan praktek bisnis dari China yang diperintahkan Trump pada Agustus lalu, dan dijuluki investigasi 301. Pada bagian 301 Undang-undang Perdagangan, pemerintah AS memiliki kekuatan secara sepihak untuk memberlakukan sanksi kepada negara yang tidak berdagang secara adil.
Sumber : Kompas.Com