Mandailing Natal. StArtNews- Sulitnya kondisi ekonomi masyarakat Mandailing Natal akhir-akhir ini membuat para pengrajin Pisau di Mandailing Natal nyaris gulung tikar, para pengrajin pisau mengaku tidak ada orderan pasca turunnya harga karet dan kemudi kebun lainnya.
Nasriandy Nasution, salah seorang pengrajin pisau asal Panyabungan pada reporter StArtNews mengaku, usahanya saat ini nyaris gulung tikar akibat tidak adanya orderan, biasanya orderan datang dari pedagang pisau, namun sudah hampir 6 bulan, orderan kosong. Rata-rata yang diorder adalah pisau untuk alat menderes karet atau pisau guris.
Nasriady menjelaskan, biasanya, para pedagang mengorder pisau jenis guris mencapai 100 buah per minggunya, namun saat ini, orderan turun drastis, bahkan selama seminggu Nasriady hanya dapat menjual hasil olahannya 10 sampai 20 biji saja.
Kondisi ini terjadi akibat rendahnya harga komoditi getah karet, warga yang memiliki kebun karet enggan ke kebun karena rendahnya harga. Kondisi ini lah yang mempengaruhi tidak adanya orderan untuk jenis pisau guris.
Biasanya, pisau guris ini dijual Nasriady dikisaran 25.000 rupiah bagi pedagang, bagi warga yang membeli perbiji 30.000 rupiah.
Tidak hanya jenis pisau guris saja, bahkan jenis pisau dapur atau golok pun sepi orderan.
Kondisi ini diperparah tingginya harga bahan baku besi. Para pengrajin hanya dapat pasrah dan berharap Pemerintah memperhatikan mereka para pengrajin besi ini.
Repoter : Hamdi Aja
Editor : Hanapi Lubis