Natal .StartNews– Banjir juga melanda 20 Desa di Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, banjir ini merupakan banjir terparah dalam sejarah, dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Mandailing Natal, 2474 Kepala Keluarga mengungsi, pengungsian terbagi di 12 titik yang tersebar di wilayah Kecamatan Natal.
Ke 20 Desa yang terendam banjir tersebut antara lain Desa Patiluban hilir, patiluban Mudik,Kampung Sawah, Desa Balimbing, Bondan Kase, Pasar III, Setiya Karaya, Pasar V, Pasar VI, Pardamean Baru, Panggautan, Taluk, Sikara kara, Sasaran, Rukun Jaya, Bintuas, Sikara kara IV, Tegal Sari, wilayah Perkebunan Patiluban dan Sununukan V.
Camat Natal Riflan S.Sos pada StArtNews mengatakan, rumah warga yang terendam banjir terjumlah 2474 Rumah dari 20 Desa yang terendam banjir sejak Jumat 12/10 lewat, banjir tersebut terjadi akibat lupan sejumlah sungai yang berada di Wilayah Kecamatan Natal yang tidak mampu lagi manmpung debit air hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak tiga hari terakhir.
“ Ketinggian air dipemukiman penduduk bahkan mencapai 2 meter, saat ini ada 2046 warga yang di ungsikan yang tersebar di 12 titik posko pengungsian “ papar Camat Natal Riflan S.Sos.
Untuk kerusakan sendiri yang di akibatkan terjangan banjir ada 9 rumah warga bergeser di Desa Kampung Sawah 1unit rumah ambruk dan 2 rumah rusak parah di Desa Pasar V serta 1 unit rumah di Desa Rukun Jaya terseret longsor,”katanya
Selanjutnya fasilitas umum yang rusak akibat terjangan banjir 1 unit speedbot milik BUMdes Pasar III hanyut terbawa arus sungai, Jalan meneju Natal-Batahan di Desa Pardamean Baru ambruk dan 1 titik jalan amblas serta 3 titik jembatan di Desa Taluk terputus akibat terjangan arus sungai namun beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Lebih lanjut di katakannya, pihak kecamatan bekerja sama dengan TNI angkatan laut Sibolaga sudah mengavakuasi korban banjir ke tempat posko pengungsian memakai perahu karet milik TNI dan perahu nelayan . proses evakuasi sendiri berjalan lancar, saat ini warga berada di titik titik pengungsian yang di tetapkan .
Pemerintah juga telah mendirikan dapur umum bagi korban bencana banjir ini, bantuan sendiri sudah mulai masuk baik dia dari Pemerintah maupun dari masyarakat.distribusi bantuan sendiri dilakukan dengan cara memanfaatkan perahu untuk menjangkau lokasim lokasi pengungsian, karena jalan darat tidak memungkinkan akibat banyaknya akses yjalan yang terputus.
Reporter : Hasmar Lubis
Editir : Hanapi Lubis