START NEWS – Warga Kecamatan Pakantan Kab. Mandailing Natal mengharapkan bantuan bibit kopi. Disamping untuk pengembangan kopi, bantuan bibit ini juga untuk mengambalikan Pakantan sebagai wilayah penghasil Kopi terkenal di wilayah Mandailing Natal.
Harapan itu di sampaikan Ketua BPD Pakantan Dolok, Jalaluddin kepada Wartawan , Selasa (1/12) di Pakantan. “Warga Pakantan saat ini mengharapkan bantuan bibit Kopi. Kita akan kembalikan Pakantan sebagai penghasil Kopi di Madina atau di Sumatera Utara,” ujarnya.
Dikatakannya, kopi Pakantan terkenal kenikmatannya. Kepopuleran kopi Pakantan ini bukan saja di daerah Indonesia, tapi juga sampai di manca negara seperti Jepang, Brazil, Colombia, Ethiopia dan Negara lainnya. Namun sangat disayangkan, keberadaan kopi Pakantan belakangan ini nyaris punah. Nama kopi Mandailing atau Pakantan yang cukup terkenal itu hampir tingal nama.
“Keseriusan Pemkab Madina untuk pengembangan Kopi ini sangat di nantikan masyarakat. Sebab, tanpa bantuan Pemerintah suatu keniscayaan untuk pengembangan kopi di wilayah ini disebabkan warga terbentur modal modal. Kiranya hal ini menjadi perhatian bagi Pemkab Madina untuk membantu pengembangan kopi di daerah Pakantan ini,” harapnya.
“Kelangkaan kopi Mandailing yang berasal dari Pakantan ini memang cukup memprihatinkan. Selain bantuan bibit, warga tentunya juga mengharapkan suntikan modal. Sebab, tidak bisa terbantahkan, penanaman Kopi ini butuh biaya pembelian bibit, pemeliaharaan dan lainnya. Saat ini kehidupan warga memang cukup sulit jadi kita harapkan Pemkab berkenan membantu warga untuk biaya pembibitan dan pemeliharaan”, ujarnya
Sedangkan Menurut Basyral Hamidy Harahap, dalam bukunya “Madina Yang Madani” mengatakan, masa keemasan kopi Mandailing yang dari Pakantan ini sebenarnya sudah mencapai ratusan tahun. “Kopi kawasan Batang Gadis dari Pakantan sudah terkenal sejak tahun 1878”. Tidak dapat dibayangkan betapa lamanya perkembangan kopi Pakantan ini. Namun saat sekarang keberadaan kopi Pakantan ditempat asalnya sendiri di Kecamatan Pakantan hanya tinggal sedikit.
Basyral dalam bukunya mengatakan, “Harga kopi Mandailing di luar negeri cukup mahal, yaitu di Jepang tahun 2002 mencapai 3.500 Yen atau kurang lebih Rp. 280.000 /Kg. Biji kopi Mandailing siap giling di kemas 200 gram per kemasan. Kopi Mandailing juga di jual di supermarket atau toko-toko dan kedai kopi di Tokyo. Nama Mandheling pada kemasannya di cetak dengan hurup berukuran lebih besar dari pada nama Indonesia”, tulisnya.