Ulupungkut, StartNews – Pembangunan masjid yang dananya bersumber dari Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Sumut di perumahahan relokasi Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulupungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), diduga asal jadi. Pasalnya, kondisi bangunan masjid ini sudah rusak, padahal baru selesai pembangunannya pada tahun 2022 ini. Bagian atap sudah bocor dan keramik berupa batu alam di bagian dinding teras juga sudah jatuh semua.
Menurut informasi yang diperoleh di lapangan, bangunan masjid yang diperuntukkan bagi relokasi banjir bandang Muara Saladi ini dibangun beberapa tahap dan selesai tahun 2022. Namun, sangat disayangkan, kualitas bangunan sudah rusak.
Pantauan di lapangan pada Kamis (30/6/2022) kemarin, gifsum bagian atas dalam masjid tampak sudah mulai menghitam akibat adanya kebocoran sekitar 6 titik di bagian atap. Kalau hujan turun, lantai masjid akan basah dan tergenang air.
Begitu juga keramik batu alam yang ditempelkan di dinding teras masjid sudah hancur karena terjatuh ke tanah. Bukan itu saja, tiang-tiang teras sebagai penyangga ukurannya kecil dan tidak sesuai dengan penopang bangunan bagian atas.
Warga sekitar menyesalkan rendahnya kualitas pembangunan masjid ini. Awal Hasibuan, warga relokasi Muara Saladi menilai kualitas bangunan masjid ini kurang baik. Selain atap di beberapa tempat sudah bocor, batu alam keramiknya juga sudah hancur terjatuh ke tanah.
Padahal, menurut Awal Hasibuan, pembangunan masjid ini baru siap saat Ramadan tahun ini. Masjid ini dibangun dua tahap. Tahap pertama tahun 2021 dengan pembangunan dasar sampai dinding dan tiang masjid. Tahap kedua pembangunan bagian atap, plaster, jendela, dan pintu.
Awal Harahap berharap pihak terkait, dalam hal ini Bank Sumut, agar segera memperbaiki kualitas bangunan masjid ini.
“Bangunan belum serah terima, tapi sudah bocor dan keramik batu alamnya sudah hancur. Terus terang, kalau hujan turun, bagian lantai akan basah akibat ttetesan air hujan dari 6 titik atap yang bocor,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Muara Saladi Safaruddin mengaku kurang mengetahui seluk-beluk pembangunan masjid di perumahan relokasi ini. Pasalnya, pihak rekanan atau yang lainnya tidak pernah datang menjumpainya.
“Mengenai masjid itu, kapan dibangun dan berapa anggarannya, saya tidak tahu. Kalau memang sudah selesai dibangun, saya berharap bangunannya berkualitas. Sebab, masjid dipakai untuk tempat beribadah warga relokasi Muara Saladi,” ujarnya.
Terkait adanya kebocoran bangunan bagian atas, Safaruddin memgaku sudah mendapat laporan dari sejumlah warga. Begitu juga keramik batu alamnya yang jatuh. “Saya tidak bisa berkomentar, karena berdirinya pun masjid itu tidak ada koordinasi dengan saya sebagai kepala desa,” ungkapnya.
Mengingat kerusakan bagian atap yang bocor sangat fatal, berbagai pihak dan tokoh masyarakat di Kecamatan Ulupungkut berharap agar segera diperbaiki kembali. Sebab, anggaran pembangunannya yang diperkirakan mencapai Rp 500 juta ini akan siasia kalau tidak diperbaiki.
Haris Lubis dari BPBD Provinsi Sumatera Utara yang dikonfirmasi via seluler belum lama ini membenarkan bahwa ada dana CSR Bank Sumut untuk pembangunan masjid di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulupungkut.
Saat disinggung pembangunannya yang asal jadi, Haris Lubis justru menyarankan agar menanyakan kepada seseorang bernama Adam selaku pemegang kontrak. “Pekerjaan itu telah dikontrakkan kepada Pak Adam,” sebutnya.
Sementara Adam belum memberi penjelasan ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon dan pesan WhatsApp.
Reporter: Lokot Husda Lubis