PSM, StartNews – Musibah banjir akibat luapan sungai tidak hanya menyapu pondok-pondok santri Musthafawiyah di Purba Baru, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Sungai Aek Milas juga meluap dan membanjiri belasan rumah penduduk di Desa Purba Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Rabu (20/12/2023) malam.
Luapan Aek Milas merendam rumah-rumah penduduk di Desa Purba Julu dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Banjir bandan ini terjadi selama lima jam, mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB.
“Banjir seperti ini sudah lima kali terjadi, tapi banjir tadi malam yang paling parah. Ketinggian air di dalam rumah mencapai 2 meter,” kata Puli Matogu Nasution, warga Desa Purba Julu, kepada StartNews, Kamis (21/12/2023).
Puli mengaku sudah 40 tahun tinggal di Desa Purba Julu, tetapi banjir yang terjadi pada Rabu (20/12/2023) malam yang paling parah.
Hingga Kamis (21/12/2023) pagi, kata Puli, barang-barang dari dalam rumah penduduk yang terendam banjir belum ada yang bisa dievakuasi.
“Seluruh isi rumah belum ada yang bisa dievakuasi, karena dikhawatirkan rumah bisa roboh saat kami membersihkan di dalam rumah,” katanya.
Puli mengungkapkan, seluruh isi rumahnya berantakan dihantam banjir. Mulai dari perabotan rumah tangga, pakaian, lemari, dokumen-dokumen penting, dan sepeda motor terendam air di dalam rumah.
Akibat banjir tersebut, kerugian penduduk Desa Purba Julu diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Pada saat banjir terjadi, menurut Puli, warga dan perangkat desa dibantu anggota Babinsa dari Koramil Kotanopan, utusan dari Pemkab Madina dan BPBD Madina datang berjaga-jaga di Desa Purba Julu.
Meski demikian, Puli berharap tim dari Basarnas dan BPBD Madina datang kembali ke Desa Purba Julu untuk meninjau kondisi terkini di desa tersebut. Termasuk membantu warga mengevakuasi barang-barang dan membersihkan rumah yang terendam banjir.
“Kami berharap tim dari Basarnas dan BPBD turun kembali ke Desa Purba Julu hari ini,” katanya.
Dia juga berharap Pemkab Madina memberikan perhatian khusus kepada warga Purba Julu yang terdampak banjir bandang luapan Aek Milas.
Puli mengungkapkan, dampak banjir luapan Aek Milas makin parah akibat aktivitas operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di hulu sungai yang membuka beberapa titik pengeboran di lahan seluas 5 hektare.
“Kami tidak memvonis atau menuduh. Ini dampak PT SMGP yang beraktivitas di hulu Aek Milas yang membuka beberapa titik pengeboran di lahan seluas 5 hektare,” ujar Puli.
Menurut dia, warga menduga tanggul di hulu jebol, sehingga air dari lahan persawahan milik warga Purba Julu dan Hutaraja mengalir ke Aek Milas. Akibatnya, debit air Aek Milas meluap, sehingga menghantam rumah-rumah penduduk di Desa Purba Julu.
Soal masalah tersebut, Puli bersama sejumlah warga lainnya dan Camat Puncak Sorik Marapi telah membicarakan hal itu dengan pihak PT SMGP di basecamp-nya. Namun, sampai saat ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Reporter: Sir