Akhir Gejolak Harga Pangan

Akhir Gejolak Harga Pangan

Pojok Redaksi- SEBUAH fenomena buruk yang bertahun-tahun menghantui menjelang Idul Fitri telah berakhir. Fenomena buruk itu ialah melonjaknya harga kebutuhan pokok seiring dengan terganggunya stok. Mendekati sepekan menjelang Lebaran ini, tidak ada gejolak berarti dalam stok ataupun harga. Ini bukan hanya klaim pemerintah pusat, melainkan juga laporan dari berbagai daerah.

Di Lampung, Bogor, Subang, Kendari, hingga Ketapang, pemerintah daerah ataupun media setempat melaporkan lancarnya pasokan sembako. Kondisi ini pun berimbas pada stabilnya harga. Bahkan, harga daging ayam turun akibat pasokan berlebih. Keberhasilan pengamanan stok ini jelas bukan sulap. Kita harus akui ini merupakan buah pembentukan Satgas Pangan atas arahan Presiden Jokowi pada akhir April.

Polri menindaklanjutinya dengan pembentukan Satgas Pangan hingga di polda. Tidak hanya Polri, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, serta dinas-dinas terkait di berbagai daerah pun ikut dalam satgas tersebut. Satgas ini juga berhasil membuktikan diri bahwa lembaga ini bukan untuk menambah daftar kerja sama antarinstansi yang minim hasil.

Kerja mereka bagai godam yang melumpuhkan kartel dan penimbun. Contohnya ialah penggerebekan ke sejumlah gudang yang diduga menimbun bawang putih. Hasilnya, harga bawang putih honan yang menembus Rp50 ribu per kilogram pada pertengahan Mei turun hingga Rp40 ribu per kilogram pada awal Juni. Hingga akhir Mei sedikitnya 79 kasus terkait dengan bahan pangan dapat diungkap satgas.

Kerja satgas juga disempurnakan dengan digelarnya pasar murah di berbagai daerah. Itu semua membuat spekulan benar-benar hampir mustahil berkutik. Dari sini pula terlihat bahwa masalah gejolak pangan selama ini bagaikan sumbatan pada selang air. Perbaikan suplai menjadi tidak berarti karena kartel dan spekulan memotong jalur distribusi. Ketika banyak yang meragukan efektivas Satgas Pangan pada pembentukan awalnya, jawaban yang ditunggu telah ada dengan cara paling gamblang.

Dalam kondisi negara dijangkiti kartel tidak bermoral, satgas menjadi solusi paling tepat, terutama dalam momen perayaan besar seperti Idul Fitri. Sekali lagi kita pantas mengapresiasi pemerintah yang telah berani melakukan langkah perubahan dan mengakhiri fenomena buruk yang sulit diselesaikan dari pemerintahan ke pemerintahan. Di sisi lain, kita tentu tidak bisa selalu mengandalkan satgas.

Ibarat vaksin, penggunaan berkali-kali pada akhirnya percuma. Terlebih dengan kemampuan kartel yang lihai mencari celah penyelewengan. Oleh karena itu, selain terus memperbaiki suplai, pemerintah harus menindak tegas para pengusaha yang sekarang ini sudah terjaring kasus penyelundupan dan penimbunan stok pangan. Hukuman maksimal harus diterapkan kepada mereka.

Tidak hanya pidana, tetapi juga pemutusan keterlibatan mereka dalam jalur distribusi pangan untuk selamanya. Dengan cara ini, gejolak pangan diharapkan tidak saja berakhir di Ramadan ini, tetapi juga tidak akan terjadi lagi di tahun-tahun berikutnya.

Sumber : mediaindonesia.com

Editor : Hanapai Lubis

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...