Panyabungan,StArtNews– Warga Banjar Siurabot, Desa Siobon Julu, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Ada 42 kepala keluarga dengan jumlah penduduk sekitar 200 jiwa terisolir karena akses jalan tidak ada.
Liputan StArtNews kemarin, kondisi memprihatinkan tergambar dari aktifitas masyarakatnya, setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki melewati bukit dan hutan sepanjang dua setengah kilo meter agar bisa sampai ke sekolah. Hal tersebut mengakibatkan banyak anak usia sekolah dasar yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali. Padahal, pendidikan adalah jalan terbaik dalam meningkatkan taraf kehidupan sebuah generasi.
Warga masyarakat saat bincang-bincang dengan StArtNews mengisahkan, bahwa mereka (warga Siurabot) merasa dikesampingkan. Bahkan dibodoh bodohi. Mereka katanya sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang berkepentingan dengan janji akan membuka akses jalan menuju banjar Siurabot. Tapi, sampai saat ini belum terwujud.
Cerita itu kini seolah jadi legenda. Mereka didera krisis kepemimpinan dan kepercayaan, karena tak ada lagi yang bisa diandalkan. Perjuangan yang keras, sedikit banyak telah mengubah karakter masyarakat disini.
Orang-orang mulai kehilangan kebersamaan dan larut dalam ketegangan hidup. “Dana Desa dimanfaatkan kemana”. Kondisi ini tak jarang menimbulkan banyak kecurigaan diantara warga.
Siapa pun tentu miris melihatnya. Inilah ironi di bumi gordang sambilan ini. Nasib sebuah dusun terpencil, di tanah yang buminya konon kaya hasil bumi.
Reporter : Zein Nasution
Editor : Hanapi Lubis