Dinas Ketahanan Pangan Ikut Meriahkan Pawai Karnaval HUT ke-21 Madina

Mandailing Natal. StArtNews-Dalam memeriahkan HUT Kabupaten Mandailing Natal (Natal) ke 21 tahun 2020, Dinas Ketahanan Pangan ikut tampil pada pawai karnaval seni budaya dan pembangunan.
Pawai Karnaval dimulai sejak pagi tadi sekitar Pukul 10.00 WIB, Rabu (11/03) di pusaran jalan Willem Iskandar, Kota Panyabungan mulai dari depan kantor Koramil 13 hingga Pasar Baru Panyabungan.
Selain Dinas Ketahanan Pangan, karnaval juga diikuti oleh puluhan peserta lainnya mulai dari rombongan tingkat pelajar dan sejumlah instansi Pemkab Madina.
Dinas Ketahanan Pangan kali ini mengangkat motto Ketahanan Pangan Madina Hebat, Bisa dan Unggul.
Berlansungnya pawai Karnaval HUT ke-21 Madina ini disaksikan oleh ribuan masyarakat Madina dari berbagai daerah. Dinas Ketahanan Pangan Madina menunjukkan kepada masyarakat pemanfaatan pekarangan rumah tangga yang terbuat dari hidroponik (pot rak susun atau bertinggkat).
Di panggung kehormtan turut hadir Bupati, Dahlan Hasan Nasution, Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis, Kapolres Madina AKBP. Horas Martua Silalahi dan bersama unsur Forkopimda lainnya.
Di sela acara Kepala Dinas Ketapang, Taupik Zulhandra Ritonga mengatakan pada StArtNews tanaman rak susun atau bertingkat sengaja ditunjukkan kepada masyarakat karena tanaman itu merupakan suatu pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
KRPL ini juga diterapakan tak hanya bagi kalangan petani, tapi juga kepada masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan.
“Jadi salah satu maksud KRPL ini diperuntukkan pada kawasan lahan sempit. Masyarakat bisa bercocok tanam denga cara membuat pot tanaman rak susun atau bertingkat yang terbuat dari bahan (Pipa) atau jenis lainnya,” katanya.
“Di pot rak susun itu masyarakat bisa menanami sayur sayuran seperti bayam, sawi, kangkung atau buah buahan, dengan meletakkan tanaman itu di depan rumah atau di belakang rumah,” jelas Taupik Ritonga.
Taupik menambahkan, selain untuk dikonsumsi bagi tinggkat rumah tangga, tanaman yang terbuat dari rak susun ini juga bisa mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah tangga.
“Kalau untuk tanaman sayur biasanya hanya berjarak tiga minggu baru bisa dipanen. Jadi untuk pengeluaran belanja sayur bisa berkurang untuk ibu rumah tangga dan ini pun bisa dijual kembali ke konsumen sehingga bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga,” pungkasnya.
Reporter: Hasmar Lubis
Editor: Hanapi Lubis
Comments
This post currently has no comments.