DPRD Baru: di Antara Harapan dan Keputusasaan

DPRD Baru: di Antara Harapan dan Keputusasaan

Ilustrasi

Sikap Redaksi

DPRD Baru: di Antara Harapan dan Keputusasaan

 

OPINI-Beberapa hari yang lalu di salah satu televisi swasta ada berita rapat paripurna DPR RI banyak anggota DPR yang tidak hadir. Ya, pemandangan seperti ini memang sudah biasa. Barangkali ini memang sudah menjamur di setiap gedung DPR mulai dari pusat sampai daerah tingkat II. Seperti yang terjadi di Mandailing Natal, sebuah Negeri Beradat Taat Beribadat, pada Rapat Paripurna Ranperda P-APBD yang sedianya digelar pada Jumat 24 Agustus harus diundur ke hari Selasa 27 Agustus karena angggota DPRD yang hadir tidak mencapai kuorum. Ironis memang. Padahal mereka dipilih untuk memastikan kebijakan pemerintah menyentuh segala lini masyarakat, terlebih rakyat kecil.

2019 ganti DPRD pernah bergaung kencang di media sosial. Seakan-akan hal itu menjadi penegas atas ketidakpuasan masyarakat Madina dengan kinerja wakil rakyatnya. Anggota DPRD yang seharusnya menjadi wakil rakyat terkesan hanya sibuk plesiran ke luar daerah dengan dalih Bimtek. Tidak banyak kinerja yang bisa dibanggakan. DPRD terkesan diam dari suara-suara parau masyarakat. Pemilu 2019 jadi momentum bagi masyarakat. Dari 40 anggota DPRD yang duduk di periode 2014-2019 hanya 37,5% yang kembali terpilih. Rakyat menang.

KPU Madina telah ketuk palu. 40 anggota DPRD periode 2019-2024 terpilih akan dilantik 2 September mendatang. Sontak gonjang-ganjing akan seperti apa kinerja DPRD ke depan menyeruak. Banyak yang optimis akan ada perubahan, tapi tidak sedikit pula yang terkesan putus asa. Tagar 2019 ganti DPRD sudah terpenuhi. Tentu kita berharap wakil rakyat yang terpilih bisa berkaca pada kinerja pendahulunya. Meninggalkan yang buruk dan mengambil yang baik. Masukan dari konstituen sepanjang kampanye lalu harus jadi modal penting untuk perbaikan kinerja. Menyelesaikan semua janji kampanye atau setidaknya berjuang agar suara-suara rakyat yang diwakilinya terpenuhi. Bukan diam saja. Bukan pula sibuk mengurusi partai mana yang akan diajak untuk berkoalisi agar menang di pilkada tahun depan. Wakil rakyat sudah semestinya dan seharusnya patuh dan tunduk pada kebutuhan rakyat.

Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Lagu Wakil Rakyat karya Iwan Fals ini seharusnya menjadi lagu yang wajib didengar oleh DPRD terpilih setiap hari agar ke depan saat sidang-sidang paripurna terlebih yang mengurusi hajat rakyat anggota DPRD tidak tidur. Berani datang dan berdiri dengan gagah sambil bersuara lantang di depan pimpinan sidang untuk menyatakan apa yang diperlukan dan dibutuhkan rakyat. Kami sudah lelah dengan pendahulumu maka kami beri kesempatan itu untuk kami. Kami titipkan harapan di tengah keputusasaan agar nantinya kalian peduli dengan kami. Kami tentu tidak meminta gaji yang kau terima. Kami hanya meminta bekerjalah lebih keras dari prndahulumu, jangan sampai harapan ini mati. Jangan sampai keputusasaan kembali menimpa kami. Para wakil rakyat terpilih di kantong safarimu kami titipkan masa depan kami dan Madina ini, di hati dan lidahmu kami berharap suara kami tolong dengar dan sampaikan.

 

Tim Redaksi StArtNews

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...