Kampanye Anti-bulliying di SMAN 2 Plus Panyabungan, 30 Siswa Jadi Agen Perubahan

Kampanye Anti-bulliying di SMAN 2 Plus Panyabungan, 30 Siswa Jadi Agen Perubahan

Panyabungan, StartNews – SMA Negeri 2 Plus Panyabungan menggelar puncak acara Roots Day, Rabu (20/12/2023). Kampanye anti-bulliying ini diisi dengan beragam kegiatan, di antaranya pengukuhan 30 siswa sebagai agen perubahan.

Puncak acara Roots Day di SMA Negeri 2 Plus Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), diisi dengan beragam penampilan siswa,  di antaranya menyanyikan lagu mars agen perubahan, deklarasi dan komitmen bersama mencegah tindakan perundungan, senam anti-bulliying, tarian bertema perundungan, dan aksi teatrikal.

Ada juga foto booth untuk warga sekolah dan undangan yang akan disebarkan beragam edia sosial guna menginformasikan kepada khalayak bahwa SMAN 2 Plus Panyabungan merupakan sekolah anti-perundungan. Pucak acara makin meriah dengan adanya bazar.

Kepala SMA Negeri 2 Plus Panyabungan Hendri berharap 30 siswa yang terpilih sebagai agen perubahan dapat menjadi contoh bagi warga sekolah dan orang-orang di sekitarnya dalam berperilaku positif serta dapat menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan.

SMA Negeri 2 Plus Panyabungan mengadakan program Roots Day melalui beberapa rangkaian kegiatan. Dimulai dengan pemberian materi tentang tindakan bulliying atau perundungan melalui kegiatan P5 dan pemilihan peserta didik sebagai agen perubahan.

Ada juga pelatihan membuat kegiatan anti-perundungan bagi peserta didik. Di antaranya membuat poster tentang anti-bulliying atau penolakan terhadap perundungan yang dipajang di majalah dinding (mading) sekolah. Juga disebarkan melalui media sosial masing-masing siswa secara masif.

Selain itu, juga diadakan lomba antar-kelas pembuatan film pendek dan poster terkait anti-bulliying. SMA Negeri 2 Plus Panyabungan juga melakukan aksi tanda tangan sebagai bentuk dukungan pada  Deklarasi Sekolah Anti Perundungan.

“Kegiatan ini sebagai upaya komitmen bersama bagi seluruh warga sekolah dan undangan dalam mencegah tindakan perundungan,” kata Hendri.

Untuk diketahui, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) serta Direktorat SMP, SMA, SMK, dan dinas pendidikan menggelar program pencegahan perundungan berbasis sekolah atau dikenal dengan Roots.

Program Roots Indonesia merupakan program pencegahan kekerasan di kalangan teman sebaya, yang berfokus pada pengembangan karakter positif peserta didik sebagai upaya pencegahan bullying atau perundungan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Program ini melibatkan peran peserta didik sebagai agen perubahan.

Kegiatan Roots Day bertujuan menciptakan suasana yang harmonis, menghapus perilaku bullying, dan menularkan perilaku positif kepada seluruh warga sekolah dengan mengampanyekan pesan anti-perundungan melalui berbagai kreasi. Hal ini juga berkaitan dengan pembentukan karakter siswa di sekolah yang tertuang dalam Program Profil Penguatan Pelajar Pancasila.

Reporter: Rls

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...