Tambangan, StartNews – Marmayam Keta, Marhape Emmajolo. Itulah tulisan menggelitik di beberapa spanduk saat Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan untuk anak yang digelar Pemerintahan Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Kamis (5/6/2024) lalu.
Tulisan berbahasa Mandailing itu cukup sederhana, tetapi mengandung pesan yang sarat makna. Pesan itu seakan-akan datang dari anak-anak untuk menyikapi waktu bermain mereka yang sudah hilang karena terlalu asyik bermain handphone.
Permainan leluhur, yang dulunya menjadi favorit anak anak, saat ini sepertinya tinggal nama. Waktu mereka tersita dengan permainan game dan sejenisnya.
Menyikapi hal itu, pemerintahan desa di Kecamatan Tambangan berinisiatif membuat program untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional yang diwariskan para leluhur kepada anak-anak di Tambangan.
Sebagai tindak lanjut festival permainan leluhur itu, mulai Minggu (9/6/2024) kemarin, di seluruh desa di Kecamatan Tambangan serentak menggelar permainan tradisional seperti main tali, terompa, petak umpet, congklak, tamtam buku, marrene-rene atau patok lele. Anak-anak akan belajar banyak hal, mulai dari rasa sabar, kerja sama, kreativitas, sampai keberanian.
Camat Tambahan Enda Mora Nasution membenarkan pemerintah desa di Kecamatan Tambangan sedang giat-giatnya mengelar permainan tradisional yang disertai dengan pemberian makan tambahan untuk anak-anak setiap minggu.
Program ini merupakan tindak lanjut Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makan Tambahan yang digelar pekan lalu di tingkat kecamatan.
“Tindak-lanjutnya dilaksanakan setiap minggunya di desa masing masing. Bermain tidak perlu mewah, sehat itu tidak selalu mahal,” kata Enda Mora, Senin (10/6/2024).
Dia berharap permainan tradisional itu dapat meminimalisasi dampak penggunaan gadget pada anak-anak. Itu sebabanya, pemerintahan desa mengampanyekan permainan tradisional warisan leluhur seperti congklak, tamtam buku, main tali, dan terompa kepada anak-anak.
Kepala Desa Tambangan Tonga Syamsul Bakri mengatakan pihaknya mulai menggelorakan permainan wairasan leluhur kepada anak-anak yang dibarengi dengan pemberian makanan tambahan. Kegiatan ini melibatkan kader PKK, naposo-nauli bulung, tokoh masyarakat, dan para staf desa.
“Anak-anak antusias mengikutinya. Mereka ceria, tertawa dan bercanda. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap minggu. Kami berharap penggunaan handphone yang selama ini cukup tinggi jamnya di kalangan anak-anak bisa berkurang dengan adanya kegiatan ini,” katanya.
Reporter: Lokot Husda Lubis