Kapolsek Kotanopan Imbau Warga Mandailing Julu Waspadai Kebakaran
Kotanopan, StartNews – Warga Mandailing Julu diminta mewaspadai bahaya kebakaran. Pasalnya, hanya kurun waktu 4 hari (Jumat-Senin) sudah tiga kali terjadi kebakaran di Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Satu orang meninggal dunia dan ratusan juta rupiah kerugian materil akibat kebakaran itu.
Kapolsek Kotanopan AKP Parsaulian Ritonga menyampaikan imbauan itu kepada warga di empat kecamatan yang masuk wilayah hukum Polsek Kotanopan, yakni Puncak Sorik Marapi, Lembah Sorik Marapi, Tambangan, dan Kotanopan.
“Kami minta warga lebih waspada terhadap bahaya kebakaran. Apalagi saat ini menjelang Idul Fitri, banyak aktivitas di rumah yang rentan menyebabkan kebakaran. Begitu juga saat hari raya, rumah sering ditinggal karena silaturahmi ke rumah famili. Jadi, kalau mau keluar rumah, pastikan dulu semua aman,” kata Parsaulian, Rabu (3/4/2024).
Dia juga meminta warga tidak bermain mercon, petasan, dan kembang api karena berpotensi menimbulkan kebakaran. Orangtua diminta mengawasi anak-anaknya agar tidak membunyikan petasan dan sejenisnya saat puasa dan hari raya nanti.
“Kebakaran bukan hanya membahayakan pribadi, tapi juga warga secara umum. Api bisa saja menjalar ke rumah warga lainnya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, ada tiga musibah kebakaran di Kecamatan Kotanopan selama empat hari terakhir. Kebakaran pertama terjadi pada Jumat (29/3/2024) di Desa Hutapungkut Julu yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia bernama Irwan Daulay dan kerugian diperkirakan mencapai Rp200 juta.
Kebakaran kedua terjadi pada Senin (1/4/2024) di Kelurahan Pasar Kotanopan. Bangunan tua peninggalan Belanda di depan Pasanggarahan Mess Provinsi Sumatera Utara terbakar bagian atap, dinding, dan lantai. Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugiaan diperkiarakan mencapai Rp10 juta.
Kebakaran ketiga terjadi pada Senin (1/4/2024) malam di Desa Usor Tolang, menghanguskan rumah Nenek Nurliana. Tidak ada korban jiwa, tetapi penghuni rumah mengalami syok. Kerugian diperkirakan puluhan juta rupiah.
Reporter: Lokot Husda Lubis