Inspirasi Anda – Keterbatasan bukan jadi penghalang bagi Ni Nengah Widiasih untuk meraih kemenangan. Dengan tekad, kerja keras, dan dukungan kuat, dara asal Bali ini mampu membuktikan bahwa difabel juga bisa berprestasi.
Widi, panggilan akrab Ni Nengah Widiasih, kembali jadi sorotan di berbagai media usai berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020. Di ajang olahraga bergengsi tersebut, atlet paralifting ini sukses menyabet medali perak dari pertandingan angkat beban kelas 41 kilogram (kg) putri. Perolehan tersebut sekaligus menjadikan Widi sebagai peraih medali pertama untuk Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020.
Saat bertanding, Widi berhasil mencapai angkatan terbaik 98 kg. Pencapaian Widi pada Paralimpiade Tokyo 2020 semakin menambah daftar panjang prestasinya. Sepanjang kariernya sebagai atlet, puluhan medali sudah ia kumpulkan.
Semua prestasi yang Widi peroleh bukan tanpa kerja keras dan tidak ditempuh dalam waktu yang sebentar. Ia berkisah, kecintaannya pada olahraga angkat beban dimulai sejak masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar (SD). Itu pun, ia hanya ikut-ikutan sang kakak, I Gede Suantaka, yang juga berprofesi sebagai atlet angkat berat. “Saat itu, saya sering mengikuti kakak latihan. Jadi, saya pun tertarik,” kata Widi.
Meski saat itu Widi tak bisa lagi berjalan normal dan harus duduk di kursi roda, ia tetap optimistis menekuni olahraga angkat beban. Ia pun mengaku beruntung karena dikelilingi orang-orang yang suportif. Hingga akhirnya, Widi menemukan pelatih yang betul-betul pengertian dan sabar.
Tiga bulan menjalani latihan intens, ia ditantang untuk mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) angkat beban di Bali. Tak disangka, Widi menang dalam kompetisi yang digelar pada 2006 tersebut. Performa menjanjikan itu membuatnya diganjar tiket masuk ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) angkat beban di Surakarta, Jawa Tengah. Di sana, ia ditempa agar menjadi atlet profesional.
Sejak masuk pelatnas, Widi aktif membela skuad angkat beban Merah Putih di berbagai kompetisi dunia. Baginya, kemenangan ibarat candu. Karena itu, ia bertekad untuk selalu bisa mendapatkan medali dari setiap kompetisi yang diikuti.
Namun, tak jarang kekalahan juga dialami Widi. Pada kondisi itu, ia mengaku tak mau terpuruk dan terlalu lama-lama meratapi ketidakmujuran. Sebaliknya, kegagalan ia jadikan sebagai momen untuk evaluasi diri.
Widi menyebutkan bahwa keberhasilannya saat ini tak terlepas dari kontribusi berbagai pihak, khususnya keluarga dan pelatih. “Saya hampir tidak pernah merasakan minder dengan kondisi saya karena dari kecil banyak orang support saya,” ucapnya. Sejauh ini, menurut Widi, dukungan terhadap atlet disabilitas sudah sangat baik, terutama dari pemerintah. Atlet nondisabilitas dan disabilitas kini sudah disetarakan. Ia pun berharap, kondisi tersebut bisa terus berlanjut.
Selain pemerintah, Widi juga mengaku mendapat dukungan penuh dari Toyota Astra Motor (TAM) melalui program Hero Project. Hero Project sendiri merupakan bagian dari kampanye Start Your Impossible yang menjadi inisiasi Toyota secara global. Adapun program yang diluncurkan pada 2018 ini bertujuan menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak gampang menyerah dalam menghadapi rintangan.
Bersama pebulu tangkis Marcus Fernaldi Gideon, Widi menularkan semangat tersebut. Terkait keterlibatan di program Hero Project, Widi mengaku sempat bingung. Meski demikian, ia juga merasa senang dan bangga pada saat bersamaan. Soal dukungan, Widi juga mengungkapkan bahwa perhatian yang diberikan Toyota amat luar biasa, baik berbentuk materi maupun nonmateri. Bahkan, perusahaan tersebut mengapresiasi Widi dengan emas batangan seberat 100 gram atas prestasi di Paralimpiade Tokyo 2020.
Setahun berselang, program Hero Project bertransformasi menjadi program Satukan Bakat Negeri Kita (Satria) sebagai bentuk perhatian yang lebih inklusif terhadap dunia olahraga Tanah Air. Melalui, program itu, Toyota tidak hanya mendukung atlet profesional, tapi juga atlet-atlet muda potensial. Sinyo, sapaan akrab Marcus, dan Widi terlibat sebagai motivational inspirator pada motivational workshops program Satria.
Selain berbagi pengalaman, keterlibatan mereka berdua diharapkan dapat menginspirasi atlet muda. Terkait program Satria, Widi berharap, proyek ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap olahraga nasional dan mendukung atlet-atlet, baik nondisabilitas maupun disabilitas. Dengan begitu, mereka bisa berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan.
Sumber: Kompas.com
The post Kisah Inspiratif, Peraih Medali Perak Pertama di Ajang Paralimpiade Tokyo 2020 first appeared on Start News.