Maulid dan Selawat

Maulid dan Selawat

Mozaik Islam – Salah satu kegiatan yang biasanya mengiringi kegiatan ‘maulidan’ antara lain bersholawat atau selawat untuk Nabi Muhammad, saat  ini kita berada di bulan Rabiul Awal, bulan ke-3 menurut takwim Hijriah.

Menurut para ulama tarikh, pada tanggal 12 Rabiul Awal Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan di kota Makkah. Kelahiran dalam bahasa Arab disebut ‘maulid’. Oleh karena itu Rabiul Awal oleh masyarakat Islam dikenal juga sebagai “bulan maulid”.

Dalam KBBI penulisan yang baku adalah ‘maulid’. Bukan ‘maulud’ atau ’mulud’.  Dengan demikian kegiatan memperingati hari kelahiran Nabi (Muhammad ﷺ)  seharusnya dinamakan ‘bermaulid’.

Jika diberi akhiran –an menjadi ‘maulidan’. Bukan ‘mauludan’ atau ‘muludan’. Lema  ‘maulid’ (noun) diberi penjelasan: hari lahir; tempat lahir; (peringatan) hari lahir Nabi Muhammad ﷺ.

Salah satu kegiatan yang biasanya mengiringi kegiatan ‘maulidan’ antara lain berselawat untuk Nabi Muhammad ﷺ.  Dalam  KBBI penulisan yang baku adalah ‘selawat’. Bukan ‘solawat’, ‘sholawat’ atau ‘salawat’. Lema ‘selawat’ (merupakan bentuk jamak dari salat) adalah: permohonan kepada Tuhan atau doa;  doa kepada Allah untuk Nabi Muhammad ﷺ. beserta  keluarga dan para sahabatnya.

Pengertian selawat sebagai kegiatan berdoa (kepada Allah) yang diperuntukkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga dan para sahabatnya ini  merujuk pada Surat Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat (berdoa) untuk Nabi (Muhammad ). Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah (berdoalah) kamu untuk Nabi  dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”   (QS: Al Ahzab:56).

Berdasarkan rujukan tersebut, selawat adalah perintah Allah dan merupakan sebuah doa kepada-Nya. Oleh karena itu, sebagaimana lazimnya sebuah doa maka  teks bahasa Arabnya diawali Allahuma, yang artinya “Semoga Allah”.

Namun dalam kenyataannya kita sering mendengar sebagian umat Islam: pembawa acara, bahkan para ustad dan khotib, saat menyampaikan mukadimah menerterjemahan  selawat untuk Nabi Muhammad ﷺ. ini  melesapkan atau menghilangkan frasa Allahuma atau “Semoga Allah”-nya.

Kita sering mendengar pernyataan seperti ini:  “Selawat dan salam marilah kita sampaikan atau curahkan atau limpahkan, kepada Nabi Muhammad…”

Dengan demikian seakan-akan kitalah sebagai manusia yang menyampaikan selawat atau kesejahteraan kepada Nabi Muhammad ﷺ tersebut. Ada pula pernyataan seperti ini; “Selawat dan salam semoga tercurah atau dicurahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ.“

Tidak jelas siapa subjeknya yang  mencurahkan selawat tersebut. Kedua pernyataan tersebut tentunya tidak tepat.

Karena selawat merupakan  doa dan bahasa Arabnya diawali oleh Allahuma maka terjemahan yang benar seharusnya: “Semoga selawat dan salam oleh Allah disampaikan atau dicurahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarganya, sahabatnya, dst…”

Semoga penjelasan singkat ini dapat meluruskan kesalah kaprahan kita dalam memahami pengertian kedua kata tersebut.*

Sumber: Hidayatullah.com

 

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...