Menjelang Pelantikan Pengurus KWRI Madina, Arjun Kritisi Kinerja Insan Pers

Menjelang Pelantikan Pengurus KWRI Madina, Arjun Kritisi Kinerja Insan Pers

Panyabungan, StartNews – Insan pers dan media massa pada era kebebasan informasi saat ini jangan sampai menyajikan berita menyimpang dari kaidah jurnalistik, apalagi menjurus kepada berita hoax dan pencemaran nama baik personal tertentu.

Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Akhmad Arjun Nasution menyampaikan hal itu pada Senin (17/1/2022) saat dimintai tanggapannya terkait Agenda Pelantikan dan Program Kerja 100 Hari KWRI (Komite Wartawan Republik Indonesia) Kabupaten Madina yang diketuai oleh Bode Tanjung yang juga Wakil Ketua II MPC PP Madina.

Arjun menjelaskan, penerapan kebebasan pers di negara demokrasi harus tetap dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Bukan malah mewujudkan ketegangan-ketegangan yang berpotensi menuai konflik sebagai imbas dari kebebasan pers yang melampaui batas dan kebablasan.

Media massa dan para awak media, kata dia, harus menyajikan berita yang objektif, independen, dan berimbang. Narasi yang disajikan dalam berita harus bersifat aktual dan faktual, bukan sekadar dugaan tidak berdasar, apalagi menjurus kepada fitnah dan rekayasa.

Fenomena saat ini, menurut Arjun, banyak muncul berita hoax, yang terkadang melalui saluran media masa atau portal-portal berita dan media sosial. Kondisi ini tentunya bisa menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, TNI/Polri, bahkan kepada pers itu sendiri. Berita hoax juga dapat menimbulkan segmen yang tidak sehat di alam demokrasi, bahkan banyak masyarakat menghabiskan energi untuk sekadar berdebat di dunia maya.

Arjun menyarankan agar masyarakat, apalagi pers, tidak menyebarkan berita-berita yang diragukan kebenarannya, apalagi yang diketahui hanya berita hoax.

“Di sinilah peranan pers, harus tetap menyajikan berita-berita berkualitas, factual, dan berimbang, serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat lebih sejuk dan dinamis. Pers harus memberikan informasi, mendidik, menjembatani para pihak serta memberikan edukasi dan hiburan kepada masyarakat,” ujar Arjun.

Dia menambahkan, insan pers harus selalu mengedepankan profesionalisme dalam bekerja. Profesionalisme tersebut dilakukan dengan menerapkan dan mengedepankan prinsip check and balance dalam pemberitaan dan pengelolaan media massa.

Selain mengedepankan prinsip check and balance, Arjun juga mengajak insan pers, khususnya yang tergabung dalam KWRI, untuk tidak menggiring opini yang salah.

“Jangan sampailah menggiring opini yang salah. Kita harus mengedepankan etika sebagai orang Mandailing yang selalu terbuka dan santun dalam berkomunikasi. KWRI kedepan harus menjaga nama baik dan professional,” terang Arjun.

Arjun juga berharap agar insan pers memperperhatikan akurasi data dan validitas fakta dalam menyajikan informasi. Insan pers juga harus mampu memisahkan antara hubungan personal dan hubungan pekerjaan/profesi. “

“Jangan sampai hubungan personal yang kurang baik bisa menghasilkan berita yang buruk, karena adanya hubungan yang tidak  bagus antar personal tersebut. Tetap jaga objektivitas dalam pembuatan berita,” kata Arjun.

Arjun menilai KWRI di bawah kepemimpinan Bode Tanjung memiliki program kerja yang riil dalam mengedepankan profesionalisme dan meningkatkan kompetensi insan pers serta banyak melakukan kaloborasi dengan berbagai pihak.

Reporter:  Lokot Husda Lubis

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...