Kotanopan, StartNews – Masih ingat dengan seorang petani di Kotanopan, tepatnya di Desa Manambin, yang menerapkan mina padi di atas Kolam? Hari ini, Senin (14/2/2022), padi yang ditanam di atas kolam tersebut sudah panen. Hasilnya cukup bagus, dalam 40 rumpun berat padinya mencapai 9,7 kilogram.
Panen padi tanam satu batang di atas kolam yang dilakukan Jaesde Daulay dengan gelar Tangkang langsung disaksikan Kepala UPT Dinas Pertanian Kotanopan Leli Wati dan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Hutarimbaru Kotanopan Sopiah.
Panen mina padi di atas kolam ini langsung dilakukan oleh Jaesde. Secara perlahan ia melakukan pemotongan terhadap batang , kemudian dikumpul. Uniknya, padi ini awalnya ditanam hanya 1 batang, tetapi setelah panen dihitung jumlah batang padinya dalam satu rumpun mencapai 35-47 batang.
Menurut Jaesde, usia padi yang dipanen ini sudah hampir 5 bulan. Dalam satu polibek ditanam 1 batang kemudian begitu panen mencapai 30-37 batang satu rumpun, bahkan ada yang mencapai 47 batang. Kalau dibandingkan dengan jumlah batang padi ditanam di areal persawahan, tentunya hasilnya jauh beda. Kalau yang ditanam di sawah hanya sekitar 10-13 batag per rumpun, tapi kalau bina padi di atas kolam ini mencapai 30-40 batang dalam satu rumpun.
Harapan Ja Esde bagaimana hasil panen ini kedepan bisa meningkat, baik pola tanam yang dilakukan di darat dan di laut. “Hasil panen masyarakat harus meningkat agar perekonomian para petani terangkat,” harap Ja Esde.
Dalam panen ini, pihak UPT Dinas Pertanian Kotanopan dan BPP Hutarimbaru langsung melaksanakan pengubinan dan pembersihan padi dan seterusnya melakukan penimbangan terhadap padi hasil panen. Hal itu dilaksanakan untuk mengetahui rata-rata hasil pendapatan mina padi di atas kolam. Hasilnya, dalam 40 rumpun berat padinya mencapai 9,7 Kg.
Koordinatoor Balai Penyuluhan Huratimbaru Kotanopan, Sopiah, yang di mintai komentarnya terkait mina padi di atas kolam ini mengatakan, untuk Desa Manambin terkait kondisi daerah yang banyak kolamnya disarankan kepada petani untuk memanfaatkan kolam tersebut untuk mina padi.
Ditambahkan Sopiah, sebagai contoh sudah dilaksanakan Ja Esde, hasilnya cukup bagus. Dari semua pola tanam padi 1 batang yang dilakukan di wilayah Kotanopan, baru tanam padi 1 batang di atas kolam inilah paling bagus hasilnya.
“Untuk jumlah hasil tanam 1 batang ini dihitung dengan sistem rumpun, sebab kalau pengubinan sistem legowo dilakukan tidak bisa. Sebab, jarak tanam yang dilakukan Pak Ja Esde tidak sama dengan yang dianjurkan. Makanya untuk menghitung hasil, dipergunakan sistem per rumpun. Untuk 1 rumpun ada 40 anakan, sedangkan hasil pengubinannya 40 rumpun mencapai 9,7 kilogram,”ujar Sopiah.
Sopiah juga berharap kepada masyarakat, khususnya warga Desa Manambin dan umumnya warga Kotanopan, apa yang dilakukan Ja Esde ini adalah contoh terbaik dari Desa Manambin. Sepatutnya, hal ini patut dicontoh untuk meningkatkan pendapatan petani. Jangan biarkan lahan-lahan kosong menjadi tidak bertuan.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu diberitakan salah seorang petani bernama Ja Esde di Desa Manambin memamfaatkan kolam bukan hanya untuk memelihara ikan, tapi juga untuk tempat menanam padi.
Walapun padi yang di tanam tidak banyak, rupanya aksinya menanam padi di atas kolam ini sudah yang ketiga kalinya dilakukannya. Aksi pertama, ditanam di kolam dekat rumahnya, hasilnya cukup bagus. Aksi kedua, dilakukan di kolam yang ada di sawah di kawasan Aek Porlak, walaupun hanya sekitar 50 rumpun namun tanamanya cukup bagus. Aksi ketiga saat ini, di tanam di atas kolam di depan Masjid Raya Manambin.
Bina padi di atas kola, tanamannya cukup bagus dan subur. Di bawah tanaman padi, kolam tetap dapat di fungsikan untuk memelihara ikan. Tanam padi atas kolam ini sengaja dilakukan Jaesde Daulay untuk percontohan kepada warga bahwa menanam padi itu tidak harus di areal persawahan, tapi di atas kolam juga bisa. Terpenting, ada kemauan dari masyarakat.
Jaesde Daulay mengatakan, agar padi bisa di tanam di atas kolam ada beberapa hal perlu dipersiapkan, mulai dari bambu, plastik polibek dan tanah. Untuk bambu di buat 3-4 helai dalam satu baris dengan kondisi memanjang untuk tempat peletakan polibek di tengah kolam. Sedangkan bagian bawah di topang dengan tiang-tiang yang terbuat dari bambu juga.
Setelah tanah diisi polibek, Jaesde memasukkan pupuk kompos buatannya sendiri yang diberi nama pupuk PRB atau pupuk perubahan. Jelang bibit padi usia 15 hari, baru ditanamkan ke polibek. Cara penanaman bibit padi yang dilakukan juga cukup unik, dalam satu polibek hanya satu batang bibit padi saja yang ditanam.
Repirter: Lokot Husda Lubis