Muara Batang Gadis, StArtNews-Dalam kurun waktu 3 bulan ke belakang, pantai di kawasan Muara Batang Gadis dan Natal kerap mengalami abrasi. Kali ini abrasi terjadi di pantai Tabuyung. Abrasi sepanjang satu Kilometer ini setidaknya berdampak terhadap dua desa, yaitu Desa Tabuyung di Kecamatan Muara Batang Gadis dan Desa Bintuas di Kecamatan Natal.
Dari informasi yang diterima wartawan, abrasi terjadi akibat terjangan ombak besar dalam beberapa hari belakangan ini. Akibatnya fasilitas sumber air bersih masyarakat rusak dan tak bisa dimanfaatkan warga.
Sementara sungai Tabuyung tidak bisa lagi dimanfaatkan warga untuk mengambil air minum karena di bagian hulu disinyalir masih ada tambang ilegal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terjadi pencemaran lingkungan yang bisa mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.
Selain itu, abarasi kali ini juga menyebabkan kerusakan berbagai fasilitas umum termasuk rumah ibadah. Tanaman kelapa yang menjadi sumber penghasilan masyarakat tak luput dari terjangan ombak dan abrasi.
Atas kejadian berulang ini, Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution melalui Kabag Humas dan Protokol, M. Wildan Nasution S.Sos, Kamis (9/1) mengatakan, kejadian ini perlu ditanggapi bersama semua pihak. Khususnya pemerintahan kecamatan dan desa. Apalagi ada indikasi kegiatan tambang ilegal di hulu sungai yang cukup mengkhawatirkan.
“Abrasi ini sudah terjadi berulang kali, hampir setiap musim hujan terjadi. Pemkab Madina akan berupaya menanggulangi bencana yang terjadi akibat abrasi sungai Tabuyung. Harapan kita ke Pemerintah pusat melalui BNPB RI dapat segera menyahuti kejadian ini, sehingga masyarakat kita di sana secepatnya dapat terbantu,” harap Bupati melalui Kabag Humas dan Protokol, Wildan Nasution.
Baharuddin (45), salah satu warga kepada StArtNews menjelaskan kejadian abrasi air laut baru-baru ini menyebabkan sarana fasilitas umum masyarakat rusak. Akibatnya warga kesulitan mendapatkan air bersih.
“Abrasi ini sudah beberapa kali terjadi. Saat ini fasilitas umum banyak rusak, sumur juga rusak, dan air sungai tak bisa dipakai untuk air minum. Harapan kami pemerintah segera menanggapi kejadian ini dan membantu merehab atau membangun fasilitas yang rusak,” kata pria yang akrab disapa Bahar itu.
Reporter: Z Ray
Editor: Hanapi Lubis