Nagajuang, StartNews – Aktivitas pertambangan pasir atau galian C ditengarai menjadi penyebab abutment (pondasi) Jembatan Jambur yang melintasi Sungai Batang Gadis di Kecamatan Nagajuang, Mandailing Natal (Madina), makin tergerus air sungai.
Pantauan StartNews di lokasi pada Senin (15/1/2024), aktivitas pengerukan material pasir dan batuan dari dasar sungai membuat aliran Sungai Batang Gadis makin melebar dan menghantam pondasi Jembatan Jambur. Tanah di pinggir sungai terlihat abrasi sehingga pondasi jembatan terancam.
Jembatan penghubung Kecamatan Panyabungan Utara dengan Kecamatan Nagajuang di Desa Jambur Padang Matinggi itu bernama Hakim Ritonga. Jembatan ini dibangun pada masa Bupati Madina H. Amru Daulay dan diresmikan pada 6 Juli 2010.
Sambungan pondasi jembatan ini telihat retak dan lantai abutment berlobang selebar 2 x 2 meter akibat tergerus aliran sungai.
Faizal Tanjung, warga Desa Jambur Padang Matinggi, mengatakan kerusakan abutmen jembatan itu sudah sejak beberapa bulan. Dia berharap Pemkab Madina segera memperbaiki jembatan itu.
Menurut dia, warga juga meminta pemerintah mennormalisasi aliran Sungai Batang Gadis agar tidak mengancam lahan perkebunan dan rumah warga di Jambur Padang Matinggi.
Perbaikan Awal Tahun 2024
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Madina Elpi Yanti Harahap mengatakan pihaknya akan memperbaiki pondasi jembatan itu pada awal tahun 2024.
Dia menjelaskan, abutment (pondasi) jembatan tersebut merupakan tiang pancang sedalam 6 sampai 8 meter. Pihaknya sudah menyurvei kondisi jembatan itu pada akhir tahun 2023. “Karena terkendala akhir tahun, baru di awal tahun ini insya Allah bisa kita tangani,” katanya.
Dengan pondasi tiang pancang yang mencapai kedalaman hingga delapan meter, menurut dia, kondisi jembatan tersebut masih relatif aman dilintasi kendaraan. “Insya Allah aman. Kita hanya perlu menambah bronjong agar tanah di samping jembatan tidak semakin tergerus,” ujarnya.
Reporter: Agus Hasibuan