Rawan Terjadi di Pantai Barat, Warga Madina Diminta Waspadai Karhutla

Rawan Terjadi di Pantai Barat, Warga Madina Diminta Waspadai Karhutla

Panyabungan, StartNews – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal (Madina) Mukhsin Nasution meminta masyarakat mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang rawan terjadi pada saat cuaca panas seperti saat ini.

Mukhsin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan pada saat cuaca agak sulit diprediksi. “Kami mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi situasi-situasi bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan,” kata Mukhsin belum lama ini.

Mukhsin mengatakan cuaca panas yag terjadi akhir-akhir ini rentan menyebabkan Karhutla. Menurut dia, cuaca panas tersebut dampak dua fenomena perubahan iklim, yakni fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).

Untuk mencegah Karhutla, Mukshin meminta masyarakat, khususnya di daerah hutan, agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Dia juga meminta pemerintah desa gencar menyosialisasikan ancaman Karhutla dan pentingnya kesiapsiagaan dalam pengendaliannya kepada masyarakat.

Mukhsin mengungkapkan, Madina termasuk kabupaten yang rawan terjadi Karhutla, khususnya di wilayah pantai barat dan daerah hutan lainnya.

Untuk mengantisipasi bencana Karhutla, BPBD Madina akan meningkatkan koordinasi dan sinergitas dengan TNI, Polri, relawan, dan stakeholder lainnya. “Tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” katanya seperti dilansir Antara.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena El Nino makin menguat dengan adanya IOD menuju positif, sehingga dapat memicu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal. Sedangkan IOD merupakan perbedaan suhu permukaan laut antara dua wilayah, di Laut Arab (Samudera Hindia bagian barat) dan Samudera Hindia bagian timur di selatan Indonesia.

Kedua fenomena tersebut berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan dampak yang lebih signifikan, bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal atau lebih kering dari kondisi normalnya.

Berdasarkan prediksi BMKG yang menyebutkan fenomena El Nino dan IOD akan melanda Indonesia, termasuk Sumut mulai Juni 2023.

Reporter: Sir

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...