Kotanopan, StArtNews-Warga Sembilan desa di wilayah Rura Aek Singengu Kecamatan Kotanopan, Kab. Mandailing Natal mengharapkan perbaikan dan pelebaran jalan poros Singengu-Batahan. Jalan yang sudah ada selama ini dinilai terlalu sempit untuk dilalui kenderaan bermotor serta rawan longsor dan abrasi.
Kesembilan desa itu adalah Desa Simpang Tolang Julu, Simpang Tolang Jae, Sibio-bio, Ujung Marisi, Hutapuli, Sayurmaincat, Soposorik, Pagar Gunung dan Batahan. Semuanya berada di wilayah Kecamatan Kotanopan.
Pantaun StArtNews, Kamis (18/6) di beberapa ruas jalan poros Singengu-Batahan ini banyak mengalami kerusakan. Selain ruas jalan yang sempit, di beberapa titik ada yang rawan longsor dan abrasi. Misalnya di kawasan Orsik Bulan, Km 4,2 Simpang Tolang Julu. Di kawasan ini, hampir setiap turun hujan terjadi longsor. Bahkan, longsor terakhir yang terjadi beberapa bulan lalu menyebabkan hubungan ke delapan desa lainnya sempat terputus selama dua minggu.
Amiruddin Nasution, salah seorang tokoh masyarakat Rura Aek Singengu, Jumat (19/6) mengatakan, perbaikan dan pelebaran jalan menuju 9 desa di wilayah Rura Aek Singengu memang sudah mendesak. Sebab jalan yang ada selama ini sudah sangat sempit, rawan longsor dan abrasi.
Kemudian saat ini, warga kesembilan desa sudah mulai menanam kopi. Tentu dibutuhkan jalan yang memadai untuk berkendara. Dengan ditanamnya kopi ini, diharapkan bisa menambah pendapatan per kapita masyarakat.
Selain itu, lanjut Amiruddin Nasution, di beberapa titik jalan poros Singengu-Batahan ini suah longsor dan abrasi. Seperti diporos 1,3 Km Desa Sayurmaincat, badan jalan tinggal dua meter karena amblas sekitar 20 meter. Kalau tidak cepat ditangani dikhawatirkan kenderaan akan terperosok ke bawah.
Kemudian di poros Km 3,8 Simpang Tolang Jae juga sudah amblas dan saat turun hujan menjadi langganan longsor. Ruas jalan ini juga sangat sempit sehingga cukup menyulitkan bagi kenderaan bermotor yang lewat.
Sedangkan yang ketiga di Km 4,2 Simpang Tolang Julu. Kawasan ini juga menjadi langganan longsor setiap hujan turun. Selain aspal yang sudah terkelupas, badan jalan juga sempit. Di pinggir jalan juga terdapat jurang yang curam. Kawasan ini mengalami longsor sekitar 30 meter dan perlu penanganan serius.
Ditambahkan Amiruddin, masalah ini memang sudah disampaikan kepada Bupati Mandailing Natal secara langsung. Bupati sudah menyetujui untuk pelebaran jalan ini. Namun, terkendala karena Covid-19.
“Mungkin setelah berlalunya Covid ini baru akan dilaksanakan pelebarannya” kata Amiruddin setengah berharap.
Pelebaran ini memang sangat diharapkan masyarakat. Andai ini terlaksana, masyarakat akan sangat berterima kasih kepada Pemkab Madina.
Reporter: Lokot Husda
Editor: Hanapi Lubis