Kotanopan-StArtNews
Warga Mandailing Julu, khususnya warga Kecamatan Kotanopan, Ulu Pungut dan Tambangan Kab. Mandailing Natal dihimbau agar tetap mempertahankan pola tanam serentak seperti yang sudah berlangsung selama ini di wilayah tersebut. Alsannya, pola tanam serentak ini sangat menguntungkan bagi pihak petani.
Hal itu dikatakan Syafruddin Lubis, salah seorang pemerhati pertanian di wilayah Mandailing Julu kepada StArtNews, Kamis (3/11) di Kotanopan, “Kita harapkan petani bisa mempertahankan pola tanam serentak di wilayah Mandailing Julu, khususnya di Kotanopan, Tambangan dan Ulu Pungkut. Pola tanam ini sangat menguntungkan pihak petani,” ujarnya. Dikatakannya, saat ini hasil panen di wilayah Mandailing Julu umumnya masih bagus. Kalaupun musim panen ini penghasilan petani berkurang, namun ini lebih banyak di sebabkan kerusakan irigasi. Sedangkan untuk hama, walaupun masih ada namun diyakini kalau tanam serentak bisa dipertahankan tidak begitu berpengaruh.
Menurutnya, keuntungan pola tanam serentak ini hama bisa diminimalisir, bahkan mata rantainya bisa diputus. Hama burung misalnya, tidak seberapa yang dapat dimakan burung jika semua padi sama-sama menguning. Sebaliknya, jika petani tanam sendiri-sendiri maka padi yang menguning tadi akan cepat habis. Bahkan selesai dari satu sawah, hama ini akan berpindah ke sawah yang lain, jadi mata rantainya tidak dapat diputus.
Hal yang sama juga dikatakan Andi Hakim, S.Pd salah seorang warga Ulu Pungkut. Menurutnya, pola tanam serentak yang sudah turun temurun mulai dari nenek moyang dulu perlu dipertahankan. “ Ya, perlu dipertahankan. Saya yakin salah satu penyebab bagusnya hasil pertanian selama ini di wilayah Mandailing Julu karena pola tanam serentak ini tetap dipertahankan,” ungkapnya
Walaupun demikian, kita tetap meminta agar penyuluh pertanian tetap mendampingi para petani dalam mengerjakan lahannya. Pola pendampingan ini dianggap penting karena rata-rata cara bertani warga masih tradisional. Mereka perlu diberikan informasi baru bagaimana tata cara bertanam yang baik dan cara mengatasi hama. (Lkt)
Reporter : Lokot Husda Lubis
Editor : Hanapi Lubis