Zubaidah Nasution: Perempuan Bebas Menentukan Pilihan Politiknya

Zubaidah Nasution: Perempuan Bebas Menentukan Pilihan Politiknya

Panyabungan, StartNews – Ada banyak persoalan perempuan yang tidak bisa dipecahkan laki-laki. Untuk itu perlu keterwakilan lebih banyak perempuan di parlemen guna menyuarakan hak-hak perempuan itu sendiri. Politik itu mengatur segala sendi kehidupan, termasuk harga bawang dan cabai di pasar.

Kalimat itu suatu waktu disampaikan anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Zubaidah Nasution. Dia merupakan satu dari enam wakil rakyat perempuan di kabupaten ini. Sejak awal dia memang bertekad menyuarakan hak-hak perempuan, mulai dari pendidikan, perlindungan dari kekerasan, dan kesempatan untuk bekerja.

Itu pula yang mendorong lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta melahirkan jargon Perempuan Pilih Perempuan menghadapi Pileg 2024. Tagline itu, kata Zubaidah, bukan bentuk politik gender, tapi sebuah ajakan dan edukasi bagi kaum perempuan untuk tidak hanyut di tengah arus politik pragmatis yang sedang gencar-gencarnya saat ini.

“Saya ingin mendorong perempuan berani mengambil keputusan untuk pilihan politiknya. Tidak hanya karena desakan atau tuntutan suami, tapi melalui pemikiran panjang sehingga dia yakin orang yang dipilihnya benar-benar bisa mewakili suara dan haknya sebagai perempuan,” katanya saat wawancara beberapa hari lalu.

Perempuan dalam pandangannya adalah sosok individu yang bebas menentukan pilihan selama tak bertentangan dengan syariat atau hukum agama yang dianut. Baginya, peluang yang diberikan negara berupa keterwakilan perempuan dalam daftar caleg minimal 30 persen harus pula diimplementasikan dalam pemilihan anggota DPRD. Dengan begitu, perbincangan keresahan kaum ibu akan lebih nyaring di gedung wakil rakyat.

Dia mencontohkan, lelaki tidak akan mau membeli bawang harga dua ribu karena malu dan setidaknya akan membeli seharga lima ribu.Tetapi, laki-laki tidak tahu selisih uang bawang itu bisa dibelanjakan untuk menambah gizi anak-anak. “Itu bisa dibelikan satu atau dua potong tahu. Kebijakan politik bagi perempuan bukan hanya pendidikan dan cuti melahirkan. Banyak hal lain yang hanya dipahami oleh kami, kaum perempuan ini,” terangnya.

Anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini tak menawarkan visi misi dan program muluk-muluk. Terbitnya peraturan daerah yang secara eksplisit mendukung kepedulian terhadap perempuan sudah lebih dari cukup. Hal ini, jelasnya, sesuai dengan paradigma yang saat ini berkembang di negara-negara maju. Nyatanya, banyak perempuan yang berhasil masuk parlemen dan memberikan perubahan.

Namun, dia tak menampik politik gender selama ini mengesampingkan posisi perempuan. Banyak anggapan kehadiran perempuan di tataran politik hanya sebagai bunga-bunga atau pelengkap semata. Tak heran, kalimat-kalimat yang mendiskreditkan kaum perempuan banyak mengisi ruang publik.

Di sini pentingnya politik Perempuan Pilih Perempuan hadir sebagai penyeimbang dari paradigma berpikir seperti itu. Dengan keberanian perempuan menentukan pilihan kepada perempuan lain akan mendorong lahirnya kebijakan-kebijakan kecil dengan dampak besar bagi sebuah keluarga. Zubaidah menilai, terdorongnya kaum perempuan untuk memulai perubahan akan mendorong lahirnya generasi yang lebih baik.

“Itu makanya kita kenal istilah, jika kamu mendidik satu laki-laki maka kamu mendidik satu orang, tapi jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi,” sebut ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Madina ini.

Dalam setiap pertemuan dengan konstituen, wakil ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DPD Partai Golkar Madina ini tak lupa menyampaikan pentingnya pendidikan bagi perempuan. “Bagi perempuan, pendidikan bukan semata bangku sekolah atau kuliah. Jauh melampaui itu,” pesannya suatu waktu.

Zubaidah, kini terdaftar sebagai calon anggota DPRD Madina Daerah Pemilihan (Dapil) 5 dari Partai Golkar. Dia akan bertarung memperebutkan simpati dan pilihan masyarakat di Kecamatan Panyabungan Utara, Bukit Malintang, Nagajuang, Hutabargot, dan Siabu. Dalam DCT (Daftar Calon Tetap) yang dikeluarkan KPU, wakil ketua Komisi I DPRD Madina ini tercatat sebagai calon dengan nomor urut 1.

“Masih banyak hal yang ingin saya lakukan untuk membantu masyarakat. Untuk itu, saya minta restu, dukungan, dan pilihan dari saudara-saudara saya, masyarakat Dapil 5 Madina,” harapnya mengakhiri wawancara.

Untuk diketahui, Zubaidah selama periode 2019-2024 termasuk salah satu anggota DPRD yang aktif bersuara. Dalam banyak kesempatan dia juga telah berkali-kali menunjukkan kehadirannya bagi masyarakat yang membutuhkan. “Pintu rumah saya selalu terbuka untuk masyarakat,” pesan yang sering dia sampaikan dalam setiap reses.

Reporter: Roy Adam

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...