MUSIK & INFORMASI PAGI – Twitter mengumumkan telah menutup lebih dari 125.000 akun yang terlibat dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Selama ini layanan microblogging tersebut mengaku ikut memberantas aktivitas terorisme yang memanfaatkan platform mereka. Namun Twitter tak pernah mengumumkan seberapa besar skala pemberantasan tersebut.
Seperti dilansir KompasTekno dari CNBC, Selasa (9/2/2016), angka yang baru saja diumumkan itu merupakan total jumlah akun yang ditutup sejak pertengahan 2015 lalu.
Sementara itu, lembaga riset Brooking Institution mengungkap bahwa tahun lalu setidaknya ada sekitar 45.000 akun radikal yang ditutup.
Dengan kata lain terlihat ada peningkatan jumlah akun ISIS, entah disebabkan karena kelompok teror itu makin aktif di media sosial atau karena Twitter yang kini makin mahir mengidentifikasi akun milik kelompok peneror.
Selain penutupan akun, Twitter juga mengatakan bahwa mereka meningkatkan jumlah tim yang meninjau serta melaporkan aktivitas teror di platform tersebut.
Sebelum pengumuman tersebut, Twitter sempat terjebak dalam kontroversi. Pasalnya platform tersebut dipakai sebagai alat komunikasi teroris.
Pada Desember lalu, sekelompok teroris yang mengaku terinspirasi ISIS melakukan aksi teror di San Bernardino, California. Akibatnya 14 orang tewas.
Menurut Federal Bureau of Investigation (FBI), anggota aksi teror tersebut tidak pernah berkicau mengenai paham ekstrim di publik Twitter. Tapi ternyata mereka saling berkomunikasi menggunakan fitur direct message.