Medan, StartNews – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumatera Utara (Sumut) Faisal Arif Nasution menyatakan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) termasuk satu dari lima daerah di Sumut yang paling banyak diminati oleh investor dalam negeri maupun luar negeri.
Faisal menyebut nilai investasi PMDN dan PMA di Kabupaten Madina mencapai Rp1,7 triliun. Menurut dia, investasi terbesar di Kabupaten Simalungun Rp4,72 triliun, disusul Kota Medan Rp3,87 triliun, Kabupaten Tapanuli Selatan Rp2,86 triliun, dan Kabupaten Deliserdang Rp2,38 triliun.
Faisal menambahkan, pada tahun 2022 realisasi investasi di Sumut mencapai Rp41,676 triliun. Jumlah ini melampaui target sebesar Rp39,3 triliun. Menurut dia, Sumut siap menyambut para investor, baik investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).
Dia juga mengatakan investasi di Sumut tumbuh pesat, karena lokasinya strategis serta banyaknya potensi investasi. Contohnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Kawasan Industri Medan (KIM), Danau Toba Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Bus Rapid Trans (BRT) Mebidangro, Sport Centre, Kawasan Industri Kuala Tanjung, dan Airport City Kualanamu.
Pada tahun 2023, melalui North Sumatra Invest telah menjaring/maping project dari 33 kabupaten/kota di Sumut untuk masuk menjadi prioritas dipromosikan dan sedang persiapan dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO), yaitu Pembangunan Pusat Pasar Brastagi di Kabupaten Karo, objek wisata di kawasan pelabuhan lama dan pengembangan kawasan wisata Pulau Poncan di Kota Sibolga, pengembangan pelabuhan perikanan dan kawasan wisata di Nias Utara, kawasan Bukit Lawang Tangkahan di Langkat, dan PT Dirga Surya untuk pembangunan MICE.
Faisal menyebutkan, ada lima sektor yang diminati para investor PMDN dan PMA pada semester I tahun 2023. Kelima sektor itu, yakni listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp3,55 triliun. Kemudian industri makanan Rp3,38 triliun, industri kimia dan farmasi Rp3,05 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp2,84 triliun, serta pertambangan Rp2,33 triliun.
“Kalau untuk investor asing yang paling besar nilai investasinya adalah Singapura, investasinya sebanyak Rp5,9 triliun. Kemudian Belanda nilai investasinya Rp3,36 triliun. Ada juga negara British Virgin Island Rp375 miliar, Malaysia Rp284 miliar, dan Swiss Rp204 miliar,” sebut Faisal.
Dia mengatakan, sebelumnya investor luar negeri dan dalam negeri sudah berkunjung ke Sumut dan pihaknya sudah mengenalkan KEK Sei Mangke yang merupakan industri berbasis agro. Kemudian Kuala Tanjung yang mampu mengakomodir industri skala besar dengan Pelabuhan Kuala Tanjung berkapasitas 400 ribu TEUs kontainer dan 3,5 juta curah cair.
“Investor asal Malaysia dan Thailand itu, melihat potensi perkebunan karet, bahan baku karet, dan pengolahannya. Ada juga potensi-potensi investasi lainnya yang ada di Sumut yang sudah kami kenalkan kepada para investor,” ujarnya.
Sementara realisasi investasi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) semester I tahun 2023 bertumbuh 15,75 persen jika dibanding periode yang sama tahun 2022. Pada semester I tahun 2023, realisasi investasi mencapai Rp22,206 triliun. Sedangkan pada tahun 2022 mencapai Rp19,184 triliun.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah berkomitmen untuk meningkatkan nilai investasi di Sumut.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief S. Trinugroho mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut telah memberikan dukungan berupa insentif dan kemudahan kepada para investor.
“Pemprov Sumut telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Nomor 3 tahun 2023 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi. Begitu banyak peluang dan kerja sama yang dapat kita jalin. Pada tahun 2023 ini target investasi di Sumut Rp50 triliun,” ujarnya di Medan, Selasa (22/8/2023).
Reporter: Sir