Panyabungan, StArtNews-Stunting (kondisi tinggi badan anak yang cenderung pendek atau tidak sesuai dengan umurnya) merupakan salah satu prioritas pemerintah di bidang kesehatan. Dalam 4 tahun ke depan atau sampai 2024 pemerintah menargetkan Indonesia bebas stunting.
Hal itu disampaikan Kasi Ketahanan Remaja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPP-KB) Mandailing Natal (Madina), Bintang Eka Damayanti saat menggelar dialog interaktif di Radio StArt FM Panyabungan, Rabu (31/2021).
Dalam dialog yang dibuka Kadis DPP-KB Madina, Adanan Harahap terungkap Mandailing Natal mengalami penurunan stunting dalam satu tahun terakhir. Yakni dari 9,65% pada tahun 2020 turun menjadi 6,56% pada tahun 2021 ini.
Sementara itu, Kasi UPPKS DPP-KB Madina, Todi Alamsyah Nasution menyebutkan Pemkab Madina terus melakukan upaya-upaya penekanan angka stunting dengan sosialisasi dan penentuan lokasi khusus (lokus) yang menjadi prioritas.
“Untuk Madina ada 3 Kecamatan yang menjadi lokus dan prioritas kita, yaitu Kecamatan Tambangan, Ulu pungkut dan Kotanopan. Penentuan lokus ini berdasarkan data yang kita peroleh melalui pendataan,” ujarnya.
Todi Alamsyah berharap dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan dinas kesehatan maupun DPP-KB Madina masyarakat semakin bisa menerima dan mengerti pentingnya penanganan stunting.
Stunting sendiri sesuai yang disampaikan Kasi Ketahanan Balita, Anak dan Lansia, Riska Wahyuni mempunyai dampak buruk berupa terganggunya perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme tubuh.
Selain itu, jelas Riska, dalam jangka panjang stunting dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan kognitif, imun yang lemah, diabetes, obesitas, kanker, stroke dan disabilitas pada usia lanjut.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Madina berharap masyarakat semakin peduli dengan stunting, terutama untuk orang tua, ibu hamil dan remaja pra nikah.
Reporter/Editor: Roy Adam