Atika di Pusaran Sampah

Atika di Pusaran Sampah

Panyabungan, StartNews – Bau busuk menyengat, medan berlumpur, dan banyak serangga tak menyurutkan semangat Atika Azmi Utammi Nasution menyambangi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Batang Gadis, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada Rabu (24/11/2021) kemarin.

Atika memang reponsif, enerjik, dan totalitas jika menangani suatu masalah. Terbukti, gadis yang menjadi wakil bupati termuda di Indonesia ini langsung bertindak begitu mendapat informasi adanya warga yang memblokir akses masuk truk pengangkut sampah ke TPA di Desa Batang Gadis.

Kondisi jalan menuju TPA sampah yang rusak parah, berlobang, dan berlumpur akibat diguyur hujan memaksa Atika menumpangi mobil double cabin. Tidak sendirian, Atika juga membawa serta Kepala Dinas PUPR Madina M. Ruli Andriadi, Kepala Dinas PMD Madina Parlin Lubis, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Madina Kasmir.

Saat memantau TPA sampah itu, Atika yang mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan sepatu boots warna coklat terang tak segan-segan mendaki tumpukan sampah yang menggunung. Dia memeriksa setiap sudut lokasi yang menjadi pusaran sampah itu.

Kondisinya memang tidak terurus. Tak hanya di TPA, sampah juga berserakan di sepanjang jalan menuju TPA. Kondisi inilah yang membuat warga sekitar protes lalu memblokir akses masuk ke TPA itu pada Selasa (23/11/2021) lalu.

Sebagai pemangku jabatan wakil bupati yang baru, Atika tentunya berusaha menggali informasi dan data terkait sejarah keberadaan TPA sampah di Desa batang Gadis itu.

Berdasarkan penjelasan Kadis Lingkungan Hidup Kasmir, diperoleh informasi bahwa lokasi tersebut dijadikan TPA sampah sejak tahun 2005. Ironisnya, alat pemilah sampah yang ada di TPA itu tidak pernah digunakan, sehingga sampah organik dan anorganik berbaur menjadi satu. Akibatnya, sampah itu sulit didaur-ulang.

Setelah mendapat data dan melihat langsung realitas di lokasi, Atika memutuskan untuk membawa masalah penanganan sampah ini ke dalam rapat lintas instansi.

“Ini sangat teknis dan kompleks. Saya belum bisa memberikan keterangan. Insha Allah, setelah rapat dengan instansi-instansi terkait, saya akan sampaikan hasilnya ke publik,” kata Atika sambil memastikan rapat penanganan masalah sampah ini diadakan dalam pekan ini juga.

Persolan sampah memang menjadi momok di Kabupaten Madina, khususnya di kota Panyabungan. Tumpukan sampah kerap dijumpai di garis sepadan jalan-jalan utama di Panyabungan. Selain menimbulkan masalah kesehatan, tumpukan sampah yang sering terlambat diangkut ke TPA itu otomatis merusak keindahan wajah ibu kota kabupaten ini.

Penanganan sampah ini memang sangat kompleks. Pada satu sisi, suplai sampah yang dihasilkan penduduk di kota Panyabungan ini tidak berbanding lurus dengan jumlah petugas kebersihan dan armada pengangkut sampah yang dimiliki Pemkab Madina. Pada sisi lain, partisipasi aktif masyarakat untuk terlibat langsung menangani masalah sampah juga masih terbilang rendah.

Clean Up My Madina

Boleh jadi, kondisi itulah yang melatar belakangi lahirnya gagasan program Clean Up My Madina yang digaungkan oleh Atika pada pekan terakhir. Lewat akun facebook-nya, wakil bupati yang mengenyam pendidikan di Australia ini menyatakan Pemkab Madina akan meluncurkan program Clean Up My Madina. Rencananya, program untuk mengatasi masalah sampah ini diluncurkan pada tahun 2022.

Arika optimistis program Clean Up My Madina akan menjadi satu di antara sekian banyak solusi dalam menangani sampah yang selama ini masih menjadi momok di Kabupaten Madina.

Lewat program Clean Up My Madina, masyarakat nantinya dapat memilah sampah organik dan non-organik. Lalu, masyarakat dapat menjual sampah jenis botol plastik dan kaca ke pemerintah. Setiap kecamatan akan memiliki jam operasional pembelian sampah ini.

Pemkab Madina juga telah menganggarkan pembelian sarana penanganan sampah, yakni mobil sampah, bak arm roll, excavator tempat sampah untuk diletakkan di titik penumpukan sampah.

Meski demikian, Atika menyadari bahwa orang-orang yang mendapat amanah menjalnkan pemerintahan ini bukanlah sosok superman. Itu sebabnya, pemerintah tetap membutuhkan  bantuan dan dukungan masyarakat. Paling tidak, masyarakat memilah sendiri sampah rumah tangga jenis organik dan anorganik

Dengan memulai lebih awal, nantinya program Clean Up My Madina ini akan lebih mudah berjalan karena masyarakat sudah terbiasa memilah sampah yang dapat didaur-ulang.

“Kenapa tidak kita coba memanfaatkan sampah yang selama ini kerap jadi persoalan. Kalau masyarakat mau memulai dan konsisten, kami yakin Madina yang lebih asri, bersih, dan nyaman akan terwujud,” tutur Atika.

Reporter: Saparuddin Siregar

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...