Banjir Surut, Warga Bersih-bersih

Pasca Banjir di Kecamatan Siabu, warga muali bersih bersih sisa sisa banjir, Pasir bercampur lumpur membuat warga kewalahan membersihkan rumah

Panyabungan.StArtNews– Sejumlah desa yang sempat banjir tadi malam sudah mulai pulih. Pagi ini, Rabu (23/10), air sudah surut. Warga yang rumahnya terkena banjir sudah mulai bersih-bersih sisa banjir. Namun, di Desa Huraba air masih menggenangi sebagian rumah warga bahkan Jalan Lintas Sumatera juga masih tergenang meski sudah bisa dilewati kendaraan.

Pantauan StArtNews, tumpukan kayu, pasir bercampur lumpur mendominasi sisa-sisa banjir. Warga juga terlihat membersihkan tumpukan sampah yang terbawa rarus banjir. Banyak warga yang kewalahan karena tebalnya pasir bercampur lumpur yang masuk ke dalam rumah warga.

Banjir yang terjadi tadi malam di Kecamatan Siabu ini menghantam beberapa desa yakni, Desa Lumban Dolok, Desa Huta Puli, Desa Lumban Pinasa, Desa Huraba, dan Desa Muara Batang Angkola serta Desa Huta Godang Muda.

Banjir terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai yang ada di desa-desa tersebut karena hujan deras yang mengguyur Mandailing Natal. Tingginya debit air hujan membuat sungai tidak dapat menampung air, sehingga meluber ke permukiman warga.

Ahmad Numairi, S.Pd, pada StArtNews, Rabu (23/10) mengaku terjadinya banjir bandang di Desa Huraba dan sekitarnya akibat adanya penggundulan hutan di wilayah hulu sungai Aek Latong.

“Di hulu perkampungan ada longsoran, longsoran ini terjadi akibat hutan gudul karena pembalakan di hulu Desa Huraba dan Lumban Dolok,” kata Ahmad Numairi.

Penggundulan hutan di wilayah ini sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Namun, tak pernah dilakukan reboisasi.

Sementara banjir yang terjadi di Desa Bonan Dolok dan Lumban Pinasa akibat meluapnya sungai Siancing dan Muara Sada. Hal ini terjadi akibat dangkalnya sungai karena tidak pernah dilakukan pengerukan aliran sungai.

Ahmad Numairi berharap ketegasan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Adanya penggundulan hutan di wilayah Kecamatan Siabu menjadi faktor utama terjadinya luapan sungai.

Ahmad Numairi menilai, pembalakan hutan di wilayah perbukitan karena adanya pembukaan lahan perkebunan oleh oknum tertentu.

Ahmad Numairi khawatir, apabila ini terus dibiarkan akan terjadi banjir bandang yang semakin parah yang tentu korbannya masyarakat.

Tim Redaksi StArtNews

Editor : Hanapi Lubis

Ket.Photo : Pasca Banjir di Kecamatan Siabu, warga muali bersih bersih sisa sisa banjir, Pasir bercampur lumpur membuat warga kewalahan membersihkan rumah

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...