Inspirasi Anda- Adakalanya kita perlu belajar untuk mendengarkan.
Mendengarkan cerita. Nasihat-nasihat baik. Pemahaman baik. Ilmu yang baru. Dan segala hal yang bisa (dan perlu) kita dengarkan.
Seringkali orang-orang menganggap, bahwa terampil berbicara adalah segalanya. Terlebih saat ucapan kita mampu menyihir ratusan bahkan ribuan orang. Sehingga orang berlomba-lomba untuk meningkatkan keahlian berbicara, khususnya trik bagaimana agar pembicaraannya mampu untuk memikat perhatian massa.
Tetapi ada satu hal yang sepertinya terlupa dan terlewatkan. Tentang perkara mendengarkan. Kita semua tahu bahwa telinga kita berjumlah sepasang yang artinya jauh lebih banyak dari bibir kita yang hanya satu. Lalu terbersit-lah sebuah pertanyaan. Apa maksud Tuhan menciptakan-nya sepasang, sedangkan mulut kita hanya ada satu. Apakah (hanya) sebuah kebetulan?
Ternyata tidak.
Tuhan ingin menegaskan kepada kita, bahwa perkara ‘mendengarkan’ harus diletakkan diawal. Setelah mendengarkan dengan baik kelak akan muncul pemahaman. Barulah kita boleh berbicara secukupnya. Ya, secukupnya dan seperlunya saja. Setidaknya kita kelak mampu mempertanggung jawab-kan kata-kata yang pernah kita ucapkan.
Sumber : inspirasi.co
Editor : Hanapi Lubis