HARGA bahan bakar minyak (BBM) resmi naik. Presiden RI Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). PT Pertamina sendiri menaikkan harga, karena adanya krisis geopolitik yang mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi dan mendorong harga minyak mentah di Indonesia juga ikut melonjak.
Alasan lain harga BBM naik, karena ada lonjakan subsidi pada tahun 2022 sebesar Rp 11,48 triliun, subsidi reguler pada tahun 2021 masih ada sisa pembayaran sebesar Rp 10,17 triliun.
Menurut Presiden Joko Widodo, alasan pemerintah menaikkan harga BBM, karena adanya kenaikan inflasi hampir di semua negara, termasuk Indonesia yang dipengaruhi oleh ekonomi global yang bergejolak.
Sebagai ketua Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Mandailing Natal, saya berharap kepada pemerintah agar mengaji dampak kenaikan harga BBM terhadap pelajar secara keseluruhan.
Saya berharap kepada pemerintah agar mengaji secara matang kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi. Terutama dampaknya bagi pelajar secara keseluruhan. Jangan sampai naiknya harga BBM bersubsidi sejalan dengan naiknya angka putus sekolah.
Saya menilai kenaikan harga BBM bersubsidi pasti berdampak pada kenaikan kebutuhan pelajar. Sehingga, berpotensi membebani orangtua, karena biaya pendidikan juga akan terus bertambah. Mulai dari kenaikan biaya SPP, buku, seragam, dan lain-lain yang pada akhirnya akan membebani orangtua dalam memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.
Saya juga menyoroti dampak kenaikan harga BBM terhadap sektor transportasi bagi pelajar. Tidak bisa dipungkiri, naiknya harga BBM membuat ongkos pulang dan pergi pelajar juga akan naik. Sebab, tarif transportasi umum juga naik. Apalagi, sarana transportasi ramah pelajar masih belum merata di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu, saya berharap pemerintah harus mempertimbangkan dampak terburuk kenaikan harga BBM subsidi terhadap pelajar. Jangan sampai kebijakan yang diambil dapat memperburuk kondisi pendidikan setelah pandemi Covid-19 terjadi. Apalagi pelajar boleh dibilang ujung tombak bangsa Indonesia pada masa mendatang. (*)