Panyabungan, StartNews – Ada yang berbeda pada rapat paripurna DPRD Mandailing Natal (Madina), Selasa (29/11/2022) kemarin. Komandan Distrik Militer (Dandim) 0212/Tapanuli Selatan Letkol Inf. Amrizal Nasution interupsi meminta waktu bicara melalui podium yang biasa dipakai wakil rakyat menyampaikan pandangan umum anggota Dewan atau kata akhir fraksi.
“Saya harus sampaikan unek-unek ini. Makanya tadi saya minta waktu bicara sebentar kepada ketua (dewan),” kata Letkol Inf. Amrizal Nasution di hadapan paripurna DPRD Madina, seperti diberitakan beritahuta.com yang dikutip startnews.co.id pada Rabu (30/11/2022).
Paripurna dengan agenda pengesahan APBD Madina 2023 itu dipimpin Erwin Efendi Lubis (ketua), dan dihadiri antara lain Bupati Madina HM Jafar Sukhairi Nasution, unsur Forkopimda, sekdakab, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), dan undangan.
Sesaat sebelum agenda paripurna kedua dilanjutkan, Erwin Efendi Lubis menyebutkan Dandim meminta waktu bicara sebentar lantaran ada sesuatu hal yang ingin disampaikan. Lalu, Dandim berdiri dari kursi barisan Forkopimda. Dia berjalan menuju podium dan menyampaikan salam.
Amrizal mengaku sudah menyimpan unek-unek sejak pukul 10.00, yaitu setelah mendapat informasi belum ada tanda-tanda agenda paripurna bakal dimulai. Daripada dalam hati terus bertanya-tanya, dia memilih mengutarakannya. “Pukul 10.00 tadi saya tanya ajudan saya, undangan pukul berapa. Lalu, dia jawab, pukul 10.00, Dan.”
Pada pukul 10.30, Dandim tanya lagi ajudan. “Eh, kau betul enggak, undangan pukul 10.00.”
“Siap komandan, pukul 10.00,” jawab ajudan.
Karena penasaran, pukul 11.00, Amrizal putuskan berangkat menuju gedung Dewan. Kendaraan dinasnya pun meluncur dari tempat istirahat. “Ya sudah, mungkin kita salah. Kita ke kantor Dewan saja,” ujarnya kepada ajudan.
Sekitar pukul 11.30 Dandim tiba di kantor DPRD Madina, tetapi paripurna belum juga dimulai. “Pertanyaannya ketua, kami ini kan diundang. Ini yang undang berkenan enggak kami datang. Sebab, pas kami datang, yang ngundang gak ada. Itu kan jadi pertanyaan saya. Betul gak kami ini diundang,” tanya Amrizal sembari senyum.
Lalu, dia menyebutkan, “Gimana ini Pak Bupati, kalau salah, saya mohon maaf. Sekali lagi mohon maaf.”
Amrizal mengatakan untuk memenuhi undangan paripurna DPRD Madina, dia berangkat dari Padangsidimpuan pada pukul 06.00. “Bagi saya waktu itu sangat penting sekali. Saya harus pantau lima wilayah, apalagi sekarang musim hujan. Terkadang ada longsor, jadi perlu terus monitor.”
Sebenarnya bersamaan undangan DPRD Madina, Amrizal juga ada kegiatan lain. Namun, lantaran diundang ke Panyabungan, dia menghormati pengundang. “Enggak apa-apa saya korbankan yang lain,” sebutnya.
Dandim merasa perlu menyampaikan unek-unek itu, terutama untuk mempertanyakan apakah betul dia memang diundang. “Kalau kita diundang ke rumah orang, tapi yang punya rumah enggak ada, bingung juga. Daripada saya pendam unek-unek ini, nanti enggak enak.”
Erwin Efendi Lubis menyampaikan terima kasih kepada Dandim. Dia menganggap unek-unek itu sebagai kejutan bagi kalangan legislatif di daerah ini. “In syaa Allah tak ada niat tidak menghargai tamu yang kami undang. Kami sangat menghargai dan mendewakan tamu kami,” katanya.
Karena dewan sebagai lembaga politik, kata anggota Fraksi Partai Gerindra ini, terkadang ada proses penyesuaian yang terkadang jadwal undangan yang dibuat harus meleset. “Bukan lantaran ada niat untuk memperlambat,” tegasnya.
Agenda paripuna sendiri baru dimulai sekitar pukul 12.35 atau molor 2 jam lebih. Tentu saja unek-unek Pak Dandim ini jadi pembelajaran agar pada masa mendatang jadwal paripurna DPRD Madina bisa dimulai tepat waktu.
Reporter: Rls