Panyabungan, StartNews – Plt. Kepala Dinas Pariwisata Mandailing Natal (Madina) Salamuddin Nasution mengatakan ada dua kendala dalam pengembangan objek wisata di kabupaten paling selatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini.
Pertama, kendala internal pemerintahan terkait minimnya ketersediaan anggaran. Kedua, kendala eksternal menyangkut minimnya minat para investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata di Madina.
“Ada dua kendala yang kita hadapi dalam pengembangan objek wisata di Madina saat ini, yakni kendala internal dan eksternal,” kata Salamuddin Nasution seperti diberitakan ANTARA yang dikutip StartNews pada Rabu (4/10/2023).
Menurut dia, anggaran Pemkab Madina untuk mengembangkan destinasi wisata yang ada masih minim. Untuk mengembangkan objek wisata, kata dia, membutuhkan biaya dari pemerintah daerah maupun dari para investor.
Pada sisi lain, Kabupaten Madina memiliki ratusan objek wisata yang tersebar di seluruh kecamatan. Jika dikeloa dengan baik, menurut dia, dapat meningkatkan perekonomian yang menjanjikan.
Saat ini saja, dari ratusan objek wisata tersebut, ada sejumlah objek wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Di antaranya air terjun Pagaran Galagala, Aek Milas Hutaraja, Aek Milas Putusan, Air Terjun Sibontar, Pulau Ilik, Pantai Batu Badaun, dan Pantai Batu Rusa.
Ada juga Bagas Godang, Pulau Tamang, Goa Pastap, Aek Milas Siabu, Sampuraga, Pesantren Musthafawiyah, Saba Sabarang, Sopo Tinjak, dan Danau Saba Begu.
Meskipun anggaran terbatas, Salamuddin mengatakan pihaknya terus mengupayakan pengembangkan sektor pariwisata Madina. Di antaranya dengan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2023 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2022-2025.
Pada tahun 2023, kata dia, pihaknya masih fokus pada pengembangan destinasi pemandian Aek Milas di Desa Huta Raja, Kecamatan Panyabungan Selatan. Di lokasi objek wisata ini sedang dibangun sejumlah sarana pendukung seperti kamar mandi, kantor, gazebo, dan akses.
Jika fasilitas tersebut sudah selesai dibangun, pemerintah daerah juga akan membuat perjanjian kerja sama dengan masyarakat setempat untuk penetapan retrebusi pariwisatanya.
Masih terkait pengembangan destinasi wisata, Dinas Pariwisata Madina juga menggelar even-even budaya di tempat-tempat wisata sebagai sarana promosi. Selain itu, pemberdayaan kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia seperti penambahan personel pegawai dan mengikuti sosialisasi dan diklat.
“Juga mendorong masyarakat agar membentuk kelompok-kelompok sadar wisata di desa dan kecamatan yang mempunyai objek wisata. Bagi masyarakat yang ada di sekitar objek wisata, kami latih membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lokasi wisata,” paparnya.
Reporter: Sir