Elegi Buruh Batu Bata di Desa Jambur Saat Harga Beras Melambung

Elegi Buruh Batu Bata di Desa Jambur Saat Harga Beras Melambung

Panyabungan, StartNewsHidup lagi capek-capeknya, eh… harga beras malah naik terus. Ujaran yang lagi viral di lini massa media sosial itu boleh jadi paling dirasakan oleh Setia (25) bersama suaminya.

Pasangan suami-istri itu bekerja sebagai buruh pembuat batu bata di Desa Jambur Padang Matinggi, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Setia mengeluhkan harga beras yang terus naik sejak 1 September 2023. Saat ini harga eceran tertinggi (HET) beras mencapai Rp11.500 per kilogram. Sementara Setia dan suaminya hanya mendapat upah 200 rupiah per satu biji batu bata yang mereka buat.

Menurut Setia, penghasilannya dengan suaminya tidak tetap, karena order membuat batu bata tidak rutin setiap hari. Namun, saat ada permintaan, mereka mendapat upah Rp80 ribu sampai Rp120 ribu setiap kerja.

Akibatnya, pasangan ini harus mengirit uang dari hasil pekerjaan mengolah tanah merah menjadi batu bata ini agar cukup membiayai kebutuhan  hidup keluarganya.

Setia mengaku dia dan suaminya sudah dua tahun bekerja sebagai buruh pembuat batu bata. Penghasilannya dari pekerjaan itu jauh lebih sedikit dibanding biaya hidup yang mereka tanggung di tengah-tengah kenaikan berbagai bahan pokok saat ini.

Setia mengaku keluarganya belum pernah menerima bantuan dari pemerintah meskipun kondisi ekonominya berada di bawah garis kemiskinan. Mereka juga belum terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

“Kami tidak mengenal siapa pengurus PKH di daerah ini. Bagaimana caranya biar kami bisa jadi peserta yang mendapat bantuan PKH,” katanya.

“Tolong dulu kami, Pak, biar bisa kami ikut anggota PKH itu,” imbuhnya.

Reporter: Agus Hasibuan

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...