Gempa dan Tsunami Paling Jarang Terjadi Tapi Memiliki Dampak Paling Tinggi

24 Mei 2016 1614 Views

START NEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menggelar “Fasilitasi pengembangan kerangka kehidupan berkelanjutan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi bagi daerah pasca bencana” selama empat hari, 24-27 Mei 2016.

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten III Sahdan Lubis AP saat membuka acara, di Aula BP2KP Madina, Selasa (24/5/2016), mengatakan berdasarkan data sebaran bencana Tahun 1815-2015 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bahwa bencana yang terjadi didominasi oleh bencana alam dengan kejadian paling sering yaitu bencana banjir, dengan jumlah hampir 6.000 kejadian di seluruh Indonesia.

Kemudian bencana gempa serta tsunami merupakan bencana yang paling jarang terjadi, namun memiliki akibat dan dampak yang paling tinggi yang berimplikasi terhadap kondisi tatanan ruang dan kehidupan di wilayah terkena bencana.

Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan fasilitasi pengembangan kerangka kehidupan berkelanjutan dalam rehabilitasi dan rekonstruksi bagi daerah pasca bencana adalah untuk membuka wawasan para peserta dan memberikan deskripsi nyata bahwasanya upaya pemulihan pasca bencana tidak pada sektor fisik saja, tetapi juga tak kalah pentingnya adalah sektor sosial ekonomi masyarakat dengan menerapkan prinsip berkelanjutan.

Untuk itu Pemkab Madina berharap peserta kegiatan mengikuti pertemuan ini dengan sungguh-sungguh, yang nantinya ilmu pengetahuan yang didapat dalam acara ini dapat diterapkan di tengah masyarakat.

Pelatihan diikuti 65 peserta dari aparatur pemerintahan terkait, pegawai desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan organisasi masyarakat yang nantinya menjadi rekan pemerintah dalam pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sedangkan instruktur didatangkan dari BPBD Provinsi Sumatera Utara dan BNPB.

SUMBER : Wali.CO.ID