Panyabungan.StArtNews- Herman Silitonga (10) akrab disapa orang Buyung menderita penyakit seperti tumor sejak usia 3 tahun. Namun hingga sekarang penyakit diderita bocah yatim belum juga sembuh, meskipun sudah dibawa berobat medis, maupun orang pintar.
Buyung tinggal di Kelurahan Tapus Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal (Madina) penyakit langka semasa ayahnya masih hidup selalu dibawa berobat. Akan tetapi sampai saat ini belum ada perubahan, bahkan harta kebun karet milik mereka sudah terjual untuk perobatan anak bungsunya.
Demikian disampaikan orang tua Buyung Rohida Nasution (48) pada wartawan, Selasa (05/06/2017) di rumahnya.
“Sakit yang diderita anak saya ini sejak berumur 3 tahun ada benjolan tumbuh di bagian perutnya sebesar biji jagung, seperti bisul namun semakin lama bertambah besar seperti saat ini, “ujarnya.
Diceritakan Rohida satu bulan lalu anaknya berobat ke Rumah Sakit Umum Panyabungan, namun oleh dokter disuruh berobat ke Pirngadi Medan dengan mempergunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Akhirnya anak saya dibawa berobat ke rumah sakit Pringadi, 2 minggu berobat oleh dokter hanya memberikan pil saja serta sampel darah dan hingga saat inipun hasilnya tidak kami ketahui,” katanya.
Akibat tidak ada penanganan jelas sementara Buyung terus menangis biaya hidup di Medan sudah habis, akhirnya keluarga Buyung pun kembali ke kampung seraya menunggu adanya bantuan dermawan untuk biaya berobat.
“Kami tidak memiliki harta untuk dijual guna perobatan si buyung, sementara mengandalkan kartu KIS dari pemerintah hanya Pil saja. Untuk itu saya berharap kiranya ada yang peduli terhadap penyakit anak saya memberikan bantuan, “harapnya.
Dijelaskannya, untuk kebutuhan sehari-hari saja harus dibantu anak lajang pekerjaannya serabutan. “Dan inilah yang kami cukupkan, sememtara saya sendiri tidak dapat bekerja karena hanya bisa jaga si Buyung, apabila ditinggal dia pergi berendam ke sungai, dan bahkan langsung ke pengecer BBM untuk menghisap drigen kosong inilah perlunya saya awasi dan jaga tiap hari” ceritanya.
Reporter : Z Ray
Editor : Hanapi Lubis