Ini Penyebab Hasil Panen Padi di Wilayah Mandailing Julu Merosot Tajam

Ini Penyebab Hasil Panen Padi di Wilayah Mandailing Julu Merosot Tajam

Kotanopan, StartNews Hasil panen padi di wilayah Mandailing Julu, terutama di daerah Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, pada musim ini merosot tajam. Para petani menuding penurunan hasil panen ini akibat saluran irigasi ke areal sawah mereka tidak berfungsi maksimal. Penyebab lainnya curah hujan yang tinggi dan serangan hama.

Penurunan hasil panen padi hampir terjadi secara merata di Kecamatan Kotanopan, terutama di areal persawahan seputaran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Mulai dari Sabadolok, Kelurahan Pasar Kotanopan, Muara Soro, Muara Siambak, Muara Pungkut, Hutapungkut, Hutadangka, dan Kelurahan Tamiang.

Penurunan hasil panen rata-rata 10 hingga 30 kaleng per hamparan. Pada musim panen yang lalu mampu menghasilkan padi 110 kaleng per hamparan. Namun, musim panen saat ini hanya menghasilkan 80 kaleng per hamparan.

FOTO: STARTNEWS/LOKOT HUSDA LUBIS

Selain itu, kualitas padi juga kurang bagus. Sebab, padi dipanen saat musim hujan. Biasanya panen padi hanya satu hari. Lantaran sering turun hujan deras, panen butuh waktu dua sampai tiga hari. Kondisi ini  menyebabkan padi basah dan berubah warna menjadi hitam. Bahkan, urat di biji padi mulai tumbuh.

Penurunan hasil panen pada ini membuat para petani cemas. Walaupun harga gabah realtif mahal mencapai Rp6.200 per kilogram, para petani tidak berani menjualnya, karena harga beras terus melambung. Selain itu, hasil panen padi yang diperoleh petani hanya cukup untuk persediaan makanan  keluarganya untuk satu musim.

Rabiah, petani di Kotanopan yang dijumpai StartNews pada Senin (13/2/2023), mengatakan hasil panennya tahun ini jauh merosot. Biasanya hasil panen padinya mencapai 110 kilogram, tetapi sekarang hanya 80 kilogram. Penyebabnya, saluran irigasi yang rusak membuat air tidak mengalir ke areal persawahan. Selain itu, faktor musim hujan saat panen berlangsung.

Keluhan senada diungkapkan Arifin, petani di Muara Siambak. Biasanya hasil panen padinya mencapai 54 kaleng, tetapi sekarang hanya 30 kaleng. Penyebabnya sama, masalah irigasi yang tidak bagus dan faktor cuaca dan hama.

Agar hasil panen pada musim panen yang akan datang meningkat, Rabiah dan Arifin berharap pemerintah memperbaiki saluran irigasi yang rusak. Sebab, akibat kekurangan pasokan air, bulir padi  dalam satu rumpun menjadi sedikit. Tanaman padinya juga tidak bisa berkembang.

Diberitakan sebelumnya, naiknya harga beras di sejumlah pasar di Madina dipicu hasil panen padi di beberapa wilayah di Mandailing Natal menurun. Stok gabah kering yang juga terbatas di pasaran menyebabkan kebutuhan beras di Madina harus disuplai dari luar daerah.

Reporter: Lokot Husda Lubis

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...