Panyabungan, StartNews – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa untuk merespon sejumlah isu nasional. Aksi demonstrasi serentak pun pecah di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Madina.
Aksi nasional yang dilakukan pada 11-13 April 2022, ternyata membangkitkan semangat berbagai mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai kampus dan organisasi demi memperjuangkan aspirasi rakyat di seluruh Tanah Air.
Sejumlah organisasi dan mahasiswa yang tergabung dalam Seruan Aksi Mahasiswa Mandailing Natal Bergerak melakukan aksi demontrasi di depan gedung DPRD Kabupaten Madina pada Selasa (12/4/2022).
Aksi itu tidak hanya di depan Gedung DPRD Madina, tetapi mahasiswa merangsek ke dalam gedung DPRD Madina. Dalam aksinya, mahasiswa menyampaikan berbagai tuntutan, di antaranya menolak kenaikan harga BBM hingga menolak wacana masa jabatan presiden tiga periode.
Namun, yang menjadi perhatian beberapa kalangan masyarakat adalah poster yang dibawa oleh salah satu mahasiswa. Beberapa di antaranya mengkritik slogan pada poster yang dibawa oleh salah satu mahasiswa. Terlihat bahasa tulisan yang ada pada poster tidak mencerminkan bahasa mahasiswa yang terpelajar. Pada poster mahasiswa bertuliskan: Open BO Saja Bisa Nego Masa BBM Kaga.
Ketua IPNU Kabupaten Madina Owi Ali Nurdin Malayu menanggapi slogan yang dibawa oleh salah satu mahasiswa pada poster tersebut.
“Miris rasanya melihat poster yang dibawa oleh mahasiswa tersebut. Demo yang katanya menyuarakan hati rakyat malah dijadikan panggung komedi berbau seks. Apalagi membawa nama baik almamater yang berbau ke-Islam-an dan agamis. Semoga kedepannya mahasiswa Indonesia, khususnya Mahasiswa Mandailing Natal, bisa lebih memilah bahasa pada poster saat bersuara. Lebih baik dan lebih kreatif lagi,” katanya.
“Dalam sila kedua Pancasila, sudah jelas kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi tuntunan bagi kita sebagai manusia untuk berlaku adil dan memperjuangkan keadilan. Akan tetapi, jangan melupakan adab, karena orang beradab lebih tinggi daripada orang berilmu,” imbuhnya.
“Bukankah pendidikan dan pengajaran merupakan poin dari Tridarma Perguruan Tinggi, yang seharusnya menunjukkan kaum terdidik dan terpelajar,” tambahnya.
Menurut Owi, bahasa aksi demonstrasi mahasiswa dan slogan pada poster butuh diresapi sebelum dibawa turun ke jalan. Tujuannya, supaya tidak memunculkan penafsiran yang mengarah pada rendahnya kualitas bahasa mahasiswa Indonesia, khususnya Mandailing Natal.
Reporter: Rls/Sir