Mina, SArtNews- Walaupun ada imbauan dari Petugas Kloter 3/MES kepada jemaah haji Mandailing Natal yang sudah lanjut usia (lansia) tidak memaksakan diri melontar jumrah, bisa dibadalkan atau diwakilkan melontarnya.
Pada hari pertama waktu melontar jumrah, 10 Zulhijjah, kepadatan terjadi di sekitar jamarat, karenanya Petugas Kloter mengimbau jemaah yang lansia dan memiliki risiko tinggi (RISTI) sebaiknya melontar jumrahnya dibadalkan saja, kata Ketua Kloter H. Ikhwan Siddiqi, S.Ag, MM.
Ikhwan Siddiqi mengatakan, di hari kedua tanggal 11 Zulhijjah ini hampir semua jemaah haji Mandailing Natal termasuk yang sudah lanjut usia, berusaha melaksanakan lempar jumrah. Akhirnya petugas kloter memilih waktu melontar sesudah shalat magrib, untuk menghindari agar para jemaah tidak mengalami kelelahan, karena cuaca yang ekstrim, serta mengurangi kepadatan di jamarat.
“Jemaah haji Mandailing Natal dengan berjalan kaki sejauh 2,5 km melewati terowongan Muaisim menuju jamarat secara berombongan yang dipandu petugas kloter, dengan lantunan kalimat takbir yang terus terucap dari bibir para jemaah. “Sungguh luar biasa, semangat jemaah haji Mandailing Natal ini untuk meontar jumrah di hari kedua ini, walaupun sudah lansia tapi semangat dan motivasinya sungguh tinggi,” ungkapnya.
Ikhwan Siddiqi juga mengapresiasi para TKHI Dokter Emmy Evawani, yang didampingi paramedis Massanofa dan Afrajani Lubis yang ikut mendampingi dan membantu jemaah haji yang berusia lanjut melontar jumroh.
Emmy Evawani mengatakan, “pada awalnya ada kekhawatiran yang sangat pada diri TKHI melihat jemaah yang ikut melontar di hari kedua ini akan mengalami kelelahan dan bahkan kan ada yang pingsan. Namun Alhamdulillah kekhawatiran itu tidak terbukti. Yusraidah, umur 73 tahun yang sehari-harinya sebagai petani, berkeinginan keras untuk melakukan pelontaran jumrah di hari kedua ini,” katanya.
“Saya ikut, saya harus ikut, saya sanggup berjalan ke sana, saya ingin melakukan pelontaran ini agar haji saya sempurna, 7 tahun menunggu haji berangkat,” kata Yusridah.
Untuk menyahuti keinginan ibu ini, TKHI mendampingi selama dalam perjalanan bolak balik dari pemondokan ke jamarat, dan Alhamdulillah ibu Yusridah dan jemaah lainnya dapat melaksanakan pelontaran jumrah ula, wustha dan aqabah dengan baik, dan kembali ke pemondokan tenda Maktab 28 dengan selamat dan kondisi sehat.
“Sungguh luar biasa semangat dan kegigihan para jemaah haji usia lanjut ini, dan kami akan terus memberikan yang terbaik buat jemaah haji Mandailing Natal, dan kami sedang menganggap mereka ini bagai ayah dan ibu kami sendiri, mudah-mudahan Allah menghadiahi mereka haji yang mabrur,” kata TKHI Kloter 3/MES.(INHUM)
Redaksi Startnews
Editor : Hanapi Lubis