Panyabungan, StartNews – Jumlah anak penderita stunting di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menurun 13,5 persen dari tahun 2021 sebesar 47,7 persen. Berdasar data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini angka stunting di Madina masih mencapai 34,2 persen.
Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja keras menurunkan angka stunting di Madina.
“Selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting yang selalu mendapat arahan dari Pak Bupati, kami mengapresiasi kerja keras semua pihak yang bergotong-toyong menurunkan angka stunting. Kita bersyukur, tapi tak puas diri karena masih banyak pekerjaan yang harus kita benahi lagi. Alhamdulillah, Madina tidak tertinggi lagi stunting di Sumut,” kata Atika dalam siaran pers Diskominfo Madina, Kamis (26/1/2023).
Atika menyatakan usaha menurunkan angka stunting membutuhkan keseriusan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) secara lintas sektoral serta peran serta masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Walaupun menurun, angka tersebut masih relatif tinggi, mengingat target prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 18,4 persen berdasar RPJMN 2020-2024, dan standar WHO di bawah 20 persen.
Prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam dunia kedokteran, karakteristik yang dimaksud meliputi penyakit atau faktor risiko.
Kepala Dinas Kesehatan Madina dr. M. Faisal optimistis Madina mampu menurunkan angka stunting setiap tahun secara simultan jika meraba ritme prevalensinya dalam beberapa tahun terakhir.
“Target angka 14 persen diharapkan tercapai pada tahun 2024,” kata Faisal kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/1/2023).
Reporter: Rls