Hutabargot, StartNews – Suasana Desa Hutabargot Nauli kini sudah tidak seramai dulu lagi. Beberapa tahun lalu, desa yang dijuluki ‘Kampung Pasar Emas’ ini menjadi pusat perekonomian bagi ribuan orang dari berbagai daerah untuk mencari butiran emas.
Setiap hari warga dari berbagai daerah, bahkan dari luar Mandailing Natal (Madina), berdatangan ke kampung ini untuk menambang emas di perbukitan Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Madina.
Banyak yang beruntung mendapatkan hasil tambang emas, sehingga mendadak mengubah nasibnya menjadi orang kaya baru (OKB). Sebaliknya, banyak juga yang hanya mendapatkan hasil tambang emas pas-pasan dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya.
Ribuan orang menambang emas dengan menggali tanah dan bebatuan di perbukitan. Kedalaman lobang yang digali hingga puluhan meter, bahkan ada yang sampai ratusan meter, untuk mendapatkan inti emas.
Kini suasana Kampung Pasar Emas ini sepi. Tinggal ratusan orang saja yang beraktivitas menambang emas di wiayah ini. Pasalnya, produksi emas di daerah ini terus menurun dari tahun ke tahun.
Faizal Nasution, warga Hutabargot yang dijumpai StartNews, mengatakan sejak tahun 2021, kondisi daerah ini mulai sepi lantaran lahan yang mengandung emas terus berkurang.
Lima tahun ke belakang, menurut dia, kampung di perbukitan Hutabargot ini siang malam selalu ramai dengan aktivitas warga menambang emas. Bebatuan yang digali di perbukitan ini kemudian dibawa ke tempat pengolahan pemisahan batuan dengan emas.
“Tahun 2018 sampai 2019, saya sempat mendapatkan titik emas yang bagus di perbukitan Siarahan. Dalam satu karung bisa mendapatkan emas yang sudah diolah senilai 20 sampai 50 juta rupiah,” katanya.
Berbeda dengan kondisi sekarang, menurut dia, sudah sulit mendapatkan titik lokasi emas di perbukitan ini. Warga khawatir perbukitan ini sudah rawan longsor.
Reporter: Agus Hasibuan