Jakarta, StArt FM – Panitia festival film internasional Palm Springs International Film Festival mengumumkan acara yang mestinya digelar 7-17 Januari tersebut dibatalkan karena situasi pandemi di Amerika Serikat yang kembali memuncak.
Pengumuman yang disampaikan pada Rabu (29/12) waktu Amerika Serikat tersebut datang setelah acara Film Awards yang menjadi bagian festival itu pada 6 Januari dibatalkan.
“Berdasarkan kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini, Palm Springs International Film Festival mengumumkan bahwa festival film tersebut tidak akan digelar pada 7-17 Januari,” tulis pengumuman penyelenggara seperti diberitakan ET pada Kamis (30/12).
“Setelah pertimbangan matang, Film Society merasa ini adalah keputusan yang paling bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan pelanggan, pembuat film, dan staf kami,” lanjutnya.
“Mereka yang telah membeli akses dan tiket festival akan menerima pengembalian uang. Untuk sebagian besar, pengembalian dana akan dikembalikan ke metode pembayaran aslinya,” kata mereka.
Meski acara utama tidak akan berjalan pada 2022, mereka tetap berencana membuat ShortFest pada musim panas mendatang. Acara tersebut akan digelar pada 21-27 Juni 2022.
“The Film Festival dan Film Awards akan kembali ke acara tatap muka pada Januari 2023,” kata penyelenggara.
Palm Springs International Film Festival merupakan acara teranyar yang dibatalkan akibat kenaikan kasus Covid di Amerika Serikat.
Pekan lalu, Critics Choice Awards yang semula dijadwalkan pada 9 Januari di Los Angeles juga ditunda. Begitu pula acara perayaan tahun baru oleh stasiun televisi Fox dan acara Governors Awards milik Academy of Motion Picture Arts and Sciences.
Palm Springs International Film Festival merupakan festival film yang digelar di Palm Springs, California, dan telah berlangsung sejak 1989.
Pagelaran tersebut terbilang salah satu festival film yang dinantikan oleh sineas maupun pencinta film, terutama independen dan internasional.
Sementara itu, Amerika Serikat kembali mencatat rekor kasus harian dengan 465.670 kasus pada Rabu (30/12). Dengan demikian AS pecah rekor selama dua hari berturut.
Sebelumnya, pada Selasa (29/12), AS melaporkan kasus harian dengan 335.037 kasus dan angka kematian 2.017 jiwa.
Lonjakan kasus di Amerika Serikat terjadi sejak akhir November lalu yang diduga dipicu varian Omicron. Namun demikian, angka kematian dan rawat inap tak mengalami kenaikan.
Sumber: Cnnindonesia.com