Kotanopan, StArtNews-Tokoh masyarakat Mandailing Natal sekaligus pengusaha asal Kotanopan, H. Khoiruddin Nasution lima tahun terakhir mengembangkan karet bibit unggul di beberapa areal perkebunan yang ada di wilayah Kotanopan.
Sebagai bahan percontohan, ayah dari Calon Wakil Bupati Madina nomor urut 1, Atika Azmi Utammi ini sudah membuka 4 hektare kebun karet yang umurnya sudah mencapai 6 tahun dengan tanaman karet bibit unggul. Kondisi tanaman karet tersebut saat ini sudah disadap dengan penghasilan karet 400-500 Cc per harinya.
Contoh perkebunan karet bibit unggul ini dibuat, tidak lain agar warga Mandailing Natal bisa melihat dengan dekat, bagaimana perbandingan hasil tanaman karet bibit unggul dengan tanaman karet okulasi dan tanaman karet rakyat. Dengan demikian, warga termotivasi untuk menanam bibit karet unggul ini untuk meningkatkan perekonomian petani karet.
Ditemui, Selasa (10/11) H. Khoiruddin tengah menyadap karet di kebun miliknya di Desa Simpang Tolang Jae, Kec. Kotanopan menyampaikan kelebihan karet bibit unggul yang ditanamnya ini hasil sadapannya lebih banyak.
“Kalau di sadap pukul 07.00 Wib, sampai pukul 14.00 Wib karet hasil sadapannya terus menetes. Tahun ke 6 sudah bisa disadap dan menghasilkan 400-500 Cc per batang. Puncaknya, usia karet 10 tahun hasil sadapannya bisa mencapai 1 liter, bahkan lebih,” ujar H. Khoiruddin.
Dikatakannya, saat ini warga tidak perlu lagi menanam karet dengan areal yang luas. Cukup hanya menanam 100 batang karet dengan bibit unggul, hasilnya sudah cukup untuk keluarga.
H. Khoir mengatakan masalahnya saat ini kemauan warga untuk menanam karet itu sangat kurang. Sebagaian warga masih fokus dengan harga karet yang harus tinggi. Sementara untuk meningkatkan produksi masih sangat jauh.
H. Khoir sebelumnya telah menganjurkan petani karet menanam karet bibit unggul, tapi banyak warga yang tidak mau dan sebagaian lagi beralasan tidak mampu beli bibit. Masyarakat masih banyak memamfaatkan bibit sembarang, akibatnya hasil sadapan tidak memuaskan.
Diakuinya, peremajaan pohon karet yang dilakukan warga juga masih minim. Petani umumnya masih terfokus dengan tanaman karet tua yang ditanam di masa orangtua atau kakeknya dulu. Padahal, kalau penanaman bibit karet unggul ini dilaksanakan, tidak hanya biaya keluarga, untuk biaya sekolah dan kuliah pun akan terpenuhi.
H. Khoir mengutarakan pola pikir petani karet harus segera diubah agar mau menerima perubahan demi meningkatkan taraf hidup.
Menurut H. Khoiruddin, ada dua penyebab masyarakat tidak mau melakukan peremajaan karet, pertama karena masyarakat masih sulit menerima perubahan baik dari pribadi atau pun dari instansi yang berkompoten. Kedua, kurangnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan karet. Dulu ada program revitalisasi pertanian dari pemerintah, tapi sepertinya kurang berjalan karena warga yang ingin ikut harus melalui birokrasi yang cukup sulit.
H. Khoruuddin mengimbau warga Madina agar menanam karet bibit unggul. Selain penghematan lahan, juga hasil yang dicapai jauh lebih banyak. Kemudian, ia juga berharap agar pemerintah lebih peka terhadap kelangsungan petani karet. Tanpa ada bantuan dari pemerintah, katanya, petani karet sangat sulit untuk berkembang.
Reporter: Lokot Husda
Editor: Tim Redaksi StArtNews