Ketua Dewan Pendidikan Madina: Stop Umbar Aib di Media Sosial

Ketua Dewan Pendidikan Madina: Stop Umbar Aib di Media Sosial

Panyabungan, StartNews – Ketua Dewan Pendidikan Mandailing Natal (Madina) Miswaruddin Daulay menyoroti fenomena sosial tentang perilaku saling mengumbar aib di hadapan publik yang makin tren dan tidak terkontrol. Padahal, perilaku mengumbar aib menyalahi norma agama.

Itu sebabnya, Miswar mengajak semua pihak agar menahan diri dan bersikap bijak menggunakan media sosial. Lantas dia mengutip firman Allah SWT dalam Al Quran  yang berbunyi: Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat (QS. An Nur: 19).

Miswar mengatakan Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya untuk tidak menyebarkan aib sesama umat Muslim. Hal ini sebagaimana bunyi hadits: Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat (HR. Ibnu Majah).

“Dari hal itu jelas dapat kita pahami bahwa aib adalah hal yang sangat penting dijaga. Apalagi sampai aib seseorang dijadikan objek untuk menghakimi di hadapan publik,” kata Miswar dalam pernyataan tertulis yang diterima redaksi StartNews, Jumat (18/11/2022).

Miswar menduga ada pihak-pihak tertentu yang mengomandoi suatu gerakan untuk menggangu  stabilitas dan kredibilitas pemerintah daerah di hadapan masyarakat Madina. Hal ini, kata dia, bukanlah ciri orang yang berpendidikan dan beradat.

“Seperti kita lihat bersama, Pemerintah Daerah Mandailing Natal hari ini sedang giat-giatnya membangun. Jangan sampai pemimpin kita di Madina ini terganggu pikirannya dalam mengurus masyarakat,” ujarnya.

Kalaupun berbicara aib, kata Miswar, dalam hidup ini tidak ada manusia yang sempurna, yang tidak luput dari salah dan khilaf. Walaupun ada persoalan dengan pemerintah, menurut dia, alangkah eloknya disampaikan dengan cara-cara yang arif dan bijaksana.

“Pemerintah Mandailing Natal terbuka bagi siapa saja yang ingin memberikan masukan-masukan yang konstruktif bagi pembangunan Mandailing Natal,” katanya.

Sebagai masyarakat, Miswar juga mengaku malu melihat situasi ini. Sebab, media sosial yang tidak memiliki batas ruang dan waktu dijadikan sebagai tempat untuk saling mengumbar aib. “Media sosial tidak membatasi usia. Semua orang akan melihat dan berkomentar sesuai selera masing-masing,” katanya.

Merespon situasi itu, Miswar sudah berdiskusi dengan pengurus Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal dari Cabang STAIN Madina, Cabang UNIMED, Cabang UINSU, dan Cabang USU Polmed agar persoalan ini tidak menjadi bola liar dan menjadi bias di tengah-tengah masyarakat.

Dia mengajak generasi muda sebagai penerus kepemimpinan ikut andil menjaga daerah ini dari rongrongan pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana dan merusak citra Mandailing Natal sebagai daerah tempat berkumpulnya para santri dan lahirnya ulama-ulama besar nasional dan kelas dunia.

“Marilah kita santun dalam menyuarakan kebenaran, ber-amar makruf nahi munkar itu pun ada cara-cara yang elegan untuk menyampaikannya,” tuturnya.

Reporter: Rls

Komentar Anda

komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll To Top
Request Lagu
Loading...