Panyabungan, StArtNews-Mandailing Natal (Madina) tiba-tiba dihebohkan dengan adanya kebocoran gas H2S di wilayah kerja perusahaan panas bumi, Geothermal Power atau OTP. Kejadian ini menewaskan 5 warga Desa Sibanggor Julu dan puluhan lainnya dirawat intensif di RSUD Panyabungan.
Gas H2S atau Hidrogen Sulfida dikenal sebagai gas beracun dan mematikan serta mudah terbakar. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen, seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran.
Terlalu lama menghirup gas ini dapat mengakibatkan olfactory fatigue atau hilangnya kemampuan penciuman. Dengan indera penciuman yang lumpuh, korban yang terpapar tidak bisa lagi mengandalkan penciuman untuk mengetahui tingkat paparan dan tingkat bahaya gas H₂S di sekitarnya.
Di industri panas bumi (geothermal), minyak bumi dan gas, pabrik pengolahan kertas, dan pabrik petrokimia, H₂S dapat menjadi masalah yang serius dan membahayakan. Aktivitas pengeboran dan/atau produksi di area industri tersebut sangat berpotensi menghasilkan gas H₂S yang sangat berbahaya bila terhirup oleh pekerja atau warga sekitar.
Gas H2S dianggap sebagai salah satu silent killer bagi pekerja yang melakukan aktivitas pengeboran dan produksi minyak, gas, atau panas bumi. Pekerja berpotensi tinggi terkena paparan gas H₂S yang dipicu oleh udara panas sekitar.
Menurut NFPA 70 tingkat bahaya gas H2S adalah skala 3 atau sangat berbahaya. Sementara untuk tingkat kemudahan terbakar ada di skla 4 atau dapat meledak. Gas ini juga lebih berat dari udara sehingga dimungkinkan dapat menjalar sangat jauh dan jika kontak dengan sumber api dapat menyebabkan “flash back” atau api bisa menjalar kembali ke sumber gas.
Tim Redaksi StArtNews