Panyabungan,StArtNews- Nelayan di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal mengeluh dengan banyaknya kapal penangkap ikan dari luar daerah yang menggunakan Pukat Harimau. Mereka beroperasi di daerah Pulau Dua Desa Tabuyung. Hal ini dikatakan Rohman salah seorang nelayan setempat pada StArtNews Selasa 08/08.
Dikatakannya bahwa beroperasinya kapal-kapal yang menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di wilayah perairan Tabuyung membuat nelayan setempat kalah saing dengan pemilik pukat harimau. Alhasil nelayan kerap tidak kebagian tangkapan akibat pukat harimau milik nelayan luar daerah itu.
Para nelayan kata Rohman berharap, otoritas setempat baik Pol Air dan Dinas Perikanan Mandailing Natal untuk melakukan razia sehingga nelayan luar daerah yang menggunakan pukat harimau bisa ditangkap .
Semetara itu, Menanggapi Keluhan Nelayan Desa Tabuyung, Ketua DPD Pemuda LIRA Mandailing Natal Boby Burhansyah, SH melalui Sekretaris DPD Pemuda LIRA Mandailing Natal M. Syawaluddin menyampaikan meminta kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Madina bersama Satpol air Polres Mandailing Natal untuk bersinergi mengawasi Dugaan beroperasinya Pukat Harimau di Perairan Desa Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis. Penggunaan pukat harimau diduga berasal dari nalayan luar daerah.
Syawaluddin mengatakan bahwa penggunaan pukat harimau jelas melanggar aturan main penangkapan ikan, karena penggunaan pukat harimau untuk menangkap akan akan merusak habitat trumbu karang di sekitarnya.
Selain itu, dijelaskan Syawaluddin bahwa Pukat Harimau menjadi masalah karena dampaknya pada lingkungan. Karena pukat harimau menggunakan alat tangkap berat yang diletakkan di dasar laut, hal itu menyebabkan kehancuran ekosistem laut yaitu kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat ikan dan juga merusak rumput laut .
Sumber Perusak utama dari Pukat Harimau adalah lubang bukaan jaring yang memiliki bobot beberapa ton dan membuat lubang galian yang diseret sepanjang bagian bawah dasar laut hingga menyebabkan batu besar atau batu karang akan terseret secara bersamaan sehingga mengganggu atau bahkan merusak area dasar laut, dan jelas ini berdampak pada penurunan keanekaragaman spesies dan perubahan ekologi organisme lautan.
Reporter : Hanapi Lubis
Editor : Hanapi Lubis