Panyabungan-StArtNews
Bagi sebagian warga Mandailing Natal mungkin sudah pernah berkunjung ke pemandian Air Panas Aek Bau di desa Purba Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi ini. Bagi yang belum, untuk sampe ke obyek wisata ini memang tergolong mudah, sebab ada angkutan yang lewat di lokasi obyek wisata ini dari Panyabungan.
Obyek wisata ini memang masih cukup sederhana, artinya belum ada sentuhan dari tangan-tangan terampil untuk mengelolanya. Tapi walaupun begitu, pengunjung yang datang kemari setiap harinya cukup banyak, bisa mencapai 200 – 400 orang.
Keterangan ini di dapat dari Abdul Hakim salah seorang warga yang berdomisili di sekitar lokasi, Minggu (30/10)
“Setiap harinya pengunjung bisa mencapai 200-400 orang, belum lagi kalau hari libur jumlahnya bisa bertambah. Umumnya mereka datang habis Magrib sampai tengah malam. Malahan sampai pukul 02.00 dini hari masih ada yang mandi. Sedangkan untuk siang hari hanya untuk mereka yang membawa keluarga'” ujarnya.
Dikatakannya. beberapa tahun belakangan, pengunjung lebih memilih pemandian Aek Bau ini dari pada pemandian Air Panas Sibanggor. Hal ini mungkin di sebabkan selain jarak tempuhnya yang mudah di jangkau juga air sungai dipemandian ini tidak bau belerang.
Lain halnya pemandaian Air Panas di Sibanggor bau belerangnya sangat menyengat, jadi sebagian pengunjung kurang suka dengan bau belerang, makanya mereka memilih ke tempat ini.
Diakui Abdul Hakim, obyek wisata ini memang masih tergolong sederhana dan belum ada sentuhan dari tangan tangan terampil.
“Iya, belum ada sentuhan, ke depan memang kita berharap ada perhatian dari Pemkab Madina untuk memoles obyek wisata ini. Selama ini tempat ini memang sepertinya luput dari perhatian Pemerintah.
Sebagai upaya perbaikan tempat ini masyarakat dan Camat Puncak Sorik Marapi beberapa bulan lalu memang sudah membuat permohonan pembangunan obyek wisata ini kepada Pemkab Madina, mudah mudahan saja nanti ada realisasinya,” ucap Hakim.
Sedangkan Rizal Nasution, warga Panyabungan yang di jumpai di lokasi obyek wisata ini mengatakan, dirinya datang bersama keluarganya untuk mandi air panas ke tempat ini. Ia memilih lokasi ini karena selain dekat, juga air panasnya tidak bau belerang.
“Terkait dengan fasilitas obyek wisata ini memang masih kurang, mulai dari kamar mandi yang belum ada, kemudian kamar ganti dan pondok peristirahatan. Untuk tempat mandi memang sudah pisah antara laki laki dan perempuan, namun seharusnya tempat mandi ini juga dibagun secara permanen dengan membuat bak-bak penampungan,” harapnya. (Lkt)
Reporter : Lokot Husda Lubis
Editor : Hanapi Lubis