Kotanopan, StartNews – Pembangunan turap, talud, dan bronjong di ruas jalan provinsi Muara Pungkut – Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dipertanyakan. Proyek yang anggarannya mencapai Rp 1,1 miliar ini ditangani Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara melalui UPT Jalan dan Jembatan Kotanopan.
Walaupun pengerjaannya masih tahap awal, tetapi bronjong yang sudah terpasang pembangunannya dinilai asal jadi. Padahal, keberadaan pembangunan turap, talud, dan bronjong ini diharapkan masyarakat berkualitas, karena kawasan tersebut selama ini dikenal rawan longsor dan bagian bawah badan jalan tergerus sungai.
Berdasarkan pengamatan StartNews di lokasi pada Minggu (21/11/2021), ada beberapa kejanggalan dalam pelaksanan pembangunan proyek tersebut.
Pertama, batu isi beronjong yang dipasang sebagian bukan dari batu kali, melainkan jenis batuan cadas yang mudah pecah. Anehnya lagi, bebatuan yang diisi ini ukurannya kecil. Selain itu, fondasi untuk tempat peletakan beronjong sama rata dengan air sungai. Sehingga, kalau air sungai banjir, bronjong tidak akan bertahan lama.
Kedua, lantai dasar coran semen bagian bawah menggantung dan tipis. Lantaran merupakan coran dasar, besar kemungkinan lantai ini tidak bertahan lama, apalagi di bagian bawah lantai menggantung.
Ketiga, dek parit bagian atas yang sudah dikerjakan sepertinya tidak mempunyai fondasi. Semen dan batu hanya diletakkan di atas tanah, sehingga diprediksi tidak akan bertahan lama.
Hakim Matondang, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Ulu Pungkut, mengaku khawatir bangunan itu nantinya tidak akan bertahan lama. Pasalnya, bangunan bagian bawah berupa bronjong dan lantai coran dasar saja sudah menggantung, bagaimana nanti bagunan ini bertahan sampai keatas.
“Bagian bawah lantai cor saja sudah menggantung dan batu bronjong sebagian bukan dari batu kali dengan ukuran yang kecil akan menyebabkan proyek ini nanti tidak akan bertahan lama,” katanya.
Hakim Matondang berharap pengawasan proyek ini benar benar dilakukan PPTK agar mutu bangunan menjadi bagus dan tahan lama.
“Dana yang dikucurkan untuk pembangun ini tidak tanggung-tanggung. Namun, sepertinya tidak berkualitas. Kita berharap pengawasan terhadap proyek benar-benar dilakukan,” ujarnya.
Pantauan di lokasi, dari tulisan yang tertera di pengumuman proyek, nama kegiatan ini adalah pembangunan turap, talud, dan bronjong pada ruas jalan provinsi di Kabupaten Mandailing Natal dengan jumlah anggaran Rp 5.999.082.415. Sedangkan pihak rekanan yang mengerjakan adalah PT Abdi Putra Jaya dengan alamat Desa Aek Mual, Kecamatan Siabu, dengan masa pelaksanaan 150 hari.
Sementara Kepala UPT Jalan dan Jembatan Kotanopan melalui PPTK, Marwan, ST menjelaskan, terkait jumlah anggaran sebesar Rp 5 miliar lebih yang tertulis di papan pengumuman proyek dikarenakan proyek yang berada di wilayah Desa Sipalupuk, Kecamatan Ulu Pungkut, adalah bagian dari paket yang ada di Kecamatan Batang Natal.
Paket ini ada tiga titik dengan satu angggaran. Ketiga titik itu adalah di Desa Sipogu, Kecamatan Batang Natal, dengan panjang perbaikan 60 meter dan nilai anggaran Rp 3,3 miliar. Desa lain, yaitu Desa Jambur Baru dengan panjang perbaikan 20 meter. Terakhir di Desa Sipalupuk, Kecamatan Ulu Pungkut dengan total anggaran Rp 1,1 miliar lebih.
Kepala UPT Jalan dan Jembatan Kotanopan Andi Matondang yang hendak dikonfirmasi, tidak berada di tempat. Informasi yang didapat, Andi Matondang sedang berada di Medan.
Reporter: Lokot Husda Lubis