Panyabungan, StartNews – Mahasiswa yang menamakan diri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) kembali menuntut Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution bersedia berdialog mengenai penanganan masalah stunting di kabupaten ini.
Para mahasiswa itu menyampaikan permintaan itu lewat aksi unjuk rasa jilid dua di Kantor Bupati Madina, Rabu (18/10/2023). Seperti demo sebelumnya, mereka juga datang membawa replika keranda mayat sebagai simbol protes kurangnya keseriusan pemerintah daerah dalam penanganan stunting dan sanitasi.
Khoirul Amri Rambe, koordinator aksi, mengatakan mereka berdemo kembali karena para pejabat di Pemkab Madina kurang merespon tuntutan mahasiswa tentang penanganan stunting dan sanitasi. Padahal, kata dia, mahasiswa hanya ingin mengawal sesuai Instruksi Presiden bahwa penanganan stunting di Indonesia harus diprioritaskan.
Mahasiswa menilai kinerja pemerintah daerah terkesan asal-asalan dalam menangani stunting atau anak-anak penderita gizi buruk di kabupaten ini. “Kami ingin berdialog dan adu gagasan dengan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi selaku Ketua Tim Penanganan Stunting Kabupaten Madina,” kata Khoirul Amri, dalam orasinya.
Menurut dia, tahun 2022 angka stunting di Madina mencapai 40 persen. Namun, mahasiswa mengaku tidak mendapatkan data akurat angka stunting tahun 2023 dan dimana saja lokasi penderitanya. “Kami siap memberikan solusi untuk menurunkan angka stunting,” katanya.
Dia mengungkapkan, anggaran penanganan tengkes di Madina cukup besar, tetapi masih banyak anak-anak stunting yang belum tersentuh. “Anehnya angka penurunan stunting diklaim terus menurun,” katanya.
Sayangnya, kata Khoirul Amri, pemerintah daerah tidak menanggapi partisipasi mahasiswa. Bahkan, pemerintah daerah seolah-olah tidak ada keterbukaan informasi terkait penanganan stunting di kabupaten ini.
Jika tuntutannya tidak ditanggapi, mahasiswa mengancam akan unjuk rasa lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi.
Mahasiswa gagal bertemu Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution, karena sedang menghadiri pembukaan Musabaqoh Hafidzul Qur’an (MHQ) di Masjid Agung Nur Ala Nur, Kecamatan Panyabungan, Madina.
Meski demikian, mahasiswa ditemui oleh Asisten II Setdakab Madina dr. Syarifuddin Nasution, yang hanya memberikan pesan singkat kepada mahasiswa. Dia berjanji akan mengundang mahasiswa untuk berdiskusi dengan beberapa SKPD yang menangani stunting dan gizi buruk.
“Kita akan berdiskusi di ruangan yang disediakan. Tidak seperti sekarang duduk di halaman teras parkir mobil bupati ini,” ungkapnya.
Namun, mahasiswa tetap besikukuh ingin menemui Atika dengan mendatangani rumah dinas wakil bupati perempuan termuda di Indonesia itu.
Reporter: Agus Hasibuan